10 Ruko Ambruk Akibat Jalan Sultan Agung Jember Amblas

RUKO AMBRUK: Sebanyak 10 rujmah toko di Jalan Sultan Agung ambruk akibat amblesnya Jalan Sultan Agung di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (2/3/2020) (ANTARA/ Zumrotun Solichah)

JATENGPOS.CO.ID, JEMBER – Sebanyak sepuluh rumah toko ambruk akibat Jalan Sultan Agung di Kabupaten Jember, Jawa Timur ambles atau mengalami penurunan tanah sepanjang sekitar 94 meter dan lebar sekitar 10 meter pada Senin.

“Ada 10 rumah toko ikut terbawa longsor dan beberapa rumah toko lainnya juga berpotensi rawan ambruk,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember.

Menurutnya curah hujan yang tinggi pada awal tahun 2019 menyebabkan terjadi retakan dan penurunan tanah di bantaran aliran Kali Jompo tepatnya di Jalan Sultan Agung karena curah hujan yang tinggi dan membuat bantaran aliran sungai tersebut tergerus.

Baca juga:  Dua Pekerja Bangunan Tewas Tertimbun Longsor di Kudus

“Akibat tingginya curah hujan yang menyebabkan bantaran aliran Kali (Sungai) Jompo yang berada di bawah jalan tersebut tergerus dan pada pagi tadi pukul 03.45 WIB terjadi retakan dan penurunan tanah (ambles) di Jalan Sultan Agung Jember disertai longsor,” tuturnya.


Ia menjelaskan dampak tersebut menyebabkan tanah sepanjang sekitar 94 meter dan lebar sekitar 10 meter mengalami retakan dan penurunan tanah, kemudian jalan sepanjang 43 meter dan lebar sekitar 10 meter longsor menutup aliran sungai. serta 10 rumah toko ikut terbawa longsor, jaringan pipa PDAM putus, jaringan PLN putus, dan jaringan juga Telkom putus.

“BPBD Jember merekomendasikan untuk pengosongan sisa ruko yang terdampak yang masih berpenghuni, kemudian sesegera mungkin penanganan agar tidak menghambat aliran sungai, serta perbaikan jaringan PDAM, PLN dan Telkom yang rusak,” katanya.

Baca juga:  Antisipasi Kemacetan Gerbang Tol Kalikangkung, Ganjar Infokan Jalur Selatan juga Nyaman

Sementara salah seorang penyewa rumah toko yang ambruk Bobby Rahadian mengatakan rumah toko tersebut digunakan sebagai studio foto dan bangunan tersebut sudah ditinggalkan sejak setahun lalu saat terjadi retakan tanah.

“Kami sudah tidak menempati rumah toko tersebut sejak setahun lalu karena retakan di beberapa bangunan yang sangat membahayakan, bahkan sejumlah properti studio sudah dipindahkan,” katanya.

Informasi yang dihimpun di lapangan, sebanyak 10 rumah toko ambruk dan 10 rumah toko lainnya terancam ambruk karena kondisi bangunan sudah tidak stabil, sehingga harus dikosongkan.(ant/udi)