Matematika merupakan satu di antara mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan nasional yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Oleh karena itu, mata pelajaran Matematika menjadi sangat penting dan perlu diberikan kepada semua siswa sejak dini, untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Sudah menjadi harapan dan keinginan setiap siswa untuk mempelajari dan menguasai pelajaran Matematika dengan mudah, cepat , dapat diingat dalam waktu yang lama dan mendapat nilai yang memuaskan.
Begitu juga seorang guru, juga menginginkan materi yang disampaikan dapat dimengerti, diterima dengan mudah dan cepat, dapat diingat dalam waktu yang lama dan siswa dapat mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Kenyatan di SMP NEGERI 4 JATISRONO bahwa pembelajaran Matematika menjadi momok tersendiri bagi siswa. Akibatnya dalam pembelajaran Matematika siswa kurang antusias sehingga berpengaruh pada nilai siswa. Kondisi ini ditambah lagi dengan kebiasaan guru dalam pembelajaran Matematika.
Kebiasan guru dalam pembelajaran Matematika di SMP NEGERI 4 JATISRONO yang selama ini dilakukan hanya pada penyampaian materi dan memberikan contoh-contoh penyelesaian soal dilanjutkan dengan pemberian tugas. Kondisi pembelajaran Matematika di sekolah semakin tidak maksimal dikarenakan guru tidak pernah mengupayakan penggunaan media atau alat peraga dalam pembelajaran. Akibatnya pembelajaran Matematika lebih didominasi oleh peran guru sedangkan siswa lainnya duduk, diam, dengar, dan mencatat tanpa diberi kesempatan lebih aktif sehingga menyebabkan siswa menjadi bosan. Keadaan seperti inilah yang menuntut seorang guru Matematika kelas IX di SMP NEGERI 4 JATISRONO untuk mencari terobosan baru dalam mengajarkan Matematika agar pembelajaran Matematika lebih menarik dan menyenangkan.
Satu di antara strategi pembelajaran Matematika yang memungkinkan dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam pembelajaran, yaitu penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Estianingsih dalam Supinah dan Agus D.W (2009: 23-24) menyatakan bahwa: sebagai alat peraga media pengajaran itu membantu siswa memahami konsep Matematika dalam wujud yang konkrit. Sebagai guru matematika, usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL), masih banyak siswa yang belum memahami konsepnya, mulai dari unsur-unsurnya, cara menemukan rumus luas permukaan dan volumenya hingga penyelesaian soal-soal berkaitan dengan BRSL yaitu tabung,kerucut dan bola. Selama proses pembelajaran di gunakan alat peraga 3R (reduce,reuse,and recycle).Artinya mengurangi, menggunakan kembali dan mengolah kembali bahan bekas menjadi bahan baru yang bermanfaat.
Alat peraga 3R untuk materi bangun ruang sisi lengkung terdiri dari benda – benda di lingkungan sekitar yang sudah tidak terpakai yang berbentuk tabung, kerucut dan bola seperti kaleng susu, kaleng biskuit, botol minuman bekas, caping atau topi ulang tahun bekas pakai, serta bola plastik mainan. Kertas karton dus susu atau mie instant di gunakan untuk membuat jaring – jaring tabung dan kerucut . Untuk menemukan rumus volume bola,volume tabung dan volume kerucut di gunakan beras yang dapat di bawa pulang lagi untuk di masak atau manik – manik yang dapat di gunakan kembali.Untuk menemukan rumus luas permukaan bola bisa menggunakan kulit buah jeruk.
Hasilnya siswa antusias dan gembira mengikuti pembelajaran matematika, serta aktif berdiskusi dalam kelompok. Mereka mampu menemukan rumus – rumus berkaitan dengan luas permukaan dan volume Bangun Ruang Sisi Lengkung. Merekapun berlatih menyelesaikan soal – soal dengan semangat. Yang terpenting adalah banyak siswa merasa gembira mengikuti pembelajaran matematika, siswa tidak merasa jenuh, bosan dengan adanya mata pelajaran matematika. Akhirnya bisa meningkatkan hasil belajar siswa.
Haryanti,S.Pd
Guru Matematika SMP NEGERI 4 JATISRONO