JATENGPOS.CO.ID, BOGOR– Presiden terpilih Prabowo Subianto mengundang para calon menteri untuk diberikan pembekalan di kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024). Sebanyak 59 orang calon menteri yang hadir diberi materi antikorupsi hingga geopolitik.
“Terkait dengan pemerintahan yang bersih dan antikorupsi, geopolitik dan geostrategis, serta strategi pertumbuhan ekonomi,” kata juru bicara (jubir) Prabowo Subianto, Dahnil Azhar Simanjuntak, saat dimintai konfirmasi wartawan, Rabu (16/10/2024).
Dia tak menjelaskan detail siapa saja calon menteri di pemerintahan Prabowo yang hadir. Pembekalan ini akan digelar selama dua hari.
Dalam video yang diterima, Rabu (16/10), terlihat para menteri yang menerima pembekalan mengenakan pakaian warna putih. Prabowo dan Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka, yang juga terlihat mengenakan kemeja putih, menyalami tokoh-tokoh yang hadir.
Disediakan sejumlah kursi dalam kegiatan pembekalan tersebut. Terlihat hadir Rosan Roeslani, Natalius Pigai, Nasaruddin Umar, Abdul Mu’ti, Budi Gunadi Sadikin, Sri Mulyani, dan Airlangga Hartarto.
Selanjutnya, terlihat pula Erick Thohir, Raja Juli Antoni, Sakti Wahyu Trenggono, dan sejumlah tokoh lainnya. Turut hadir pula Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Jaksa Agung ST Burhanuddin, dan Panglima TNI Agus Subiyanto. Jumlah total calon menteri yang hadir sebanyak 59 orang.
“Sudah diberikan perintah dari Bapak setelah kegiatan kemarin di Kertanegara 4. Saat ini, ada dua hari berlangsung acara pembekalan di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang. Yang sesuai data 59 orang,” kata Komandan Detasemen Pengawalan Khusus Menhan Letkol Inf G Borlak di Hambalang, Bogor.
Dia mengatakan pengamanan telah dilakukan mulai rute perjalanan hingga ke lokasi. Borlak mengatakan para tokoh berdatangan sejak pukul 06.00 WIB.
“Mulai dari jam 6 lewat sedikit, tamu pertama sekali yang datang Pak Yusril sudah masuk dan teman-teman yang lain masuk,” ujarnya.
Pengamat politik memberikan analisisnya terkait gambaran menteri era Prabowo-Gibran Rabuming Raka mendatang.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mulanya menyebut Prabowo mempertahankan sejumlah menteri era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, nama-nama tersebut dipertahankan karena dianggap cocok dengan pos kementerian yang telah dipimpinnya.
“Memang ada semacam kebutuhan dari sisi presiden baru, untuk mempertahankan nama-nama yang dianggap fit atau cocok dengan pos-pos kementerian, nama-nama itu diambil dari kabinet sebelumnya, misalnya Bu Sri Mulyani, Pak Budi Gunadi Sadikin, Pak Sakti Trenggono, Pratikno, Erick Thohir, jadi saya melihat ada kecenderungan orang-orang yang berasal dari kabinet pemerintahan Pak Jokowi sebelumnya itu terutama dari teknokrat atau profesional itu tetap dipertahankan,” kata Arya kepada wartawan, dilansir dari detikcom, kemarin.
Arya menilai ada dilematik yang dialami Prabowo saat penyusunan kabinet ini. Menurutnya, Prabowo sadar kabinetnya akan gemuk karena mengakomodir partai politik pendukung.
“Yang kedua, pembacaan saya itu memang ada semacam dilema dari sisi Pak Prabowo yang bersumber dari, dia sadar bahwa kabinetnya gemuk karena kebutuhan untuk mengakomodasi partai di koalisi, tapi pada saat yang sama ingin juga membentuk kabinet yang diisi oleh teknokrat-teknokrat, makanya kemudian ada kombinasi seperti itu,” tutur dia.
Dari sejumlah nama-nama calon menteri yang dipanggil, kata Arya, Prabowo ingin mempertahankan hubungan baik dengan Jokowi. Sehingga, kata dia, Prabowo mempertahankan ‘orang Jokowi’ pada kabinetnya mendatang.
“Saya kira ada usaha juga untuk mempertahankan hubungan baik dengan Pak Jokowi, makanya beberapa nama yang kembali dijadikan menteri sebenarnya nama-nama yang punya hubungan dekat, atau dianggap dalam tanda kutip orangnya Jokowi ya, sepertinya Pak Pratik, Budi Arie, Bahlil, Pak Erick, jadi ada kebutuhan juga untuk itu,” jelasnya.
Menurut Arya, ada PR besar yang akan dihadapi pemerintah mendatang terkait jumlah kementerian. Menurutnya, banyaknya kementerian akan berdampak pada kecepatan kinerja.
“Saya kira memang ini adalah PR yang besar apakah dengan koalisi yang besar ini membuat pemerintahan bisa bergerak cepat, lincah, karena birokrasinya tentu akan gemuk, ini tentu akan menyulitkan pemerintah untuk bergerak lebih lincah, tapi mungkin ada pandangan lain juga dari sisi pemerintahan baru bahwa kalau kita lihat dari nama-nama yang dipanggil itu,” tutur dia.
Lebih lanjut, Arya mengistilahkan kabinet era Prabowo mendatang adalah kabinet presidensial rasa parlementer. Arya pun menjelaskan maksud kabinet presidensial rasa parlementer itu.
“Saya lihat ini memang menunjukkan kabinet presidensial rasa parlementer. Karena kan secara politik itu kan dukungan dari sisi partainya udah besar, dukungan publik juga besar, tapi saya melihat kabinet presidensial rasa parlementer ini karena banyak betul tokoh-tokoh dari partai, baik pada level menteri dan wakil menteri,” tandasnya.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti yang mengikuti acara pembekalan calon menteri di kediaman Prabowo, mengatakan acara itu sebagai Hambalang Retreat dibuka oleh Prabowo dan dihadiri Wakil Presiden terpilih Gibran.
“Acara dibuka oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto, Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka dan semua calon menteri,” kata Mu’ti lewat pesan singkat, Rabu (16/10/2024).
Mu’ti mengungkapkan ada empat materi yang disampaikan dalam pembekalan calon menteri itu. Salah satunya mengenai materi geopolitik global.
“Materi yang disampaikan: (1) Pengenalan dan Orientasi Kabinet; (2) Geopolitik Global; (3) Kesuksesan dan Kegagalan Negara; (4) Komunikasi Politik,” ujar Mu’ti yang disebut bakal menjadi Calon Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen).
Dia juga menekankan mengenai pesan Prabowo kepada seluruh calon menteri. Para calon menteri diminta mengedepankan semangat kerja sama.
“Pak Prabowo menekankan pentingnya kerja sama dan penyelenggaraan negara yang bebas dari korupsi,” ujar Mu’ti. (dtc/dbs/muz)