Cetak Creative Minority, UKSW Terapkan Kurikulum WPE

Dr. Iwan Setyawan ( foto : dekan bawono/ jateng pos).

JATENGPOS.CO.ID,  SALATIGA – Di era revolusi industri 4.0 menuju  society  5.0, perubahan dan perkembangan di segala bidang berlangsung cepat, khususnya dalam bidang teknologi digital. Sehingga pentingnya mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu beradaptasi dengan perubahan itu menjadi salah satu tugas dari perguruan tinggi.

Hal ini menjadi  concern  Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Merespon itu, mulai tahun akademik 2021/2022 UKSW menerapkan sistem pembelajaran dengan kurikulum Whole Person Education (WPE) atau pendidikan manusia seutuhnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara, SE., M.Sc., Ph.D., Pembantu Rektor I UKSW bidang akademik Dr. Iwan Setyawan dan Kepala Pusat Pengajaran dan Pembelajaran Inovatif (P3i) Dr. Helti Lygia Mampouw, M.Si., dalam wawancara online, Selasa (3/8).

Baca juga:  Paskah di UKSW Hayati Penebusan Yesus Kristus dengan Kebaikan

Neil Rupidara menyebutkan bahwa konsep pendidikan manusia seutuhnya bukanlah barang baru di UKSW. Konsep ini sudah dipakai oleh rektor pertama UKSW, Dr. (HC) Oeripan Notohamidjojo, S.H.


“Dalam perjalanannya, kami terus menyempurnakan konsep pendidikan manusia seutuhnya ini. Dan, jika melihat kondisi saat ini, model pendidikan ini sangat relevan mengingat tuntutan pemenuhan future skills. Model dan ekosistem pendidikan di UKSW membedakan kampus ini dari kampus lainnya. Pengalaman belajar yang kita berikan di UKSW ini tidak bisa lepas dari visi misi kampus ini yaitu untuk menghasilkan profil lulusan creative minority,” katanya.

Sementara Dr. Iwan Setyawan menambahkan, kurikulum WPE ini tidak hanya mengutamakan aspek pengetahuan akademik saja, tetapi juga aspek soft skills seperti komunikasi, kemampuan berdiskusi, bekerjasama, kreativitas, berpikir kritis dan juga keluasan wawasan.

Baca juga:  Efri Meldy Hengkang, Tim Basket UKSW Dilatih Jerry

Karena dibentuk sebagai manusia yang utuh, mahasiswa tidak hanya belajar atau mendapatkan pengetahuan  sesuai dengan disiplin ilmu atau program studi (prodi) yang diambil, tetapi juga mendapatkan pengetahuan lain di luar prodinya untuk melengkapi bidang keilmuannya.

Dr. Iwan Setyawan menyebut kurikulum WPE ini seperti bangunan yang memiliki fondasi, tiang untuk menyokong dan juga kubah yang diibaratkan sebagai puncak capaian mahasiswa. Fondasi yang disebutkannya adalah Mata Kuliah Dasar Universitas (MDU) yang mencakup beberapa bidang di mana mahasiswa wajib memahaminya.

Sementara Dr. Helti Lygia Mampouw menambahkan MDU nantinya ada yang bersifat wajib dan juga pilihan. Selain MDU wajib dari negara yaitu Agama, Pancasila, Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia, ada enam kelompok MDU tingkat universitas yang bisa diambil mahasiswa. Enam kelompok MKDU ini adalah kewirausahaan, filsafat, pengembangan diri, ilmu sosial, matematika dan sains, serta bahasa dan seni yang selanjutnya akan dijabarkan ke dalam 21 matakuliah. (deb/sgt)

Baca juga:  Tambah Anggaran Rp 1,6 Miliar, Bupati Semarang Percepat Penanganan Stunting