JATENGPOS.CO.ID, Pendidikan merupakan sarana penunjang proses pertumbuhan dan perkembangan manusia secara berkelanjutan dari anak hingga dewasa. Berbagai bentuk dan jenjang pendidikan yang disediakan lembaga pendidikan dalam mengakomodir kebutuhan untuk belajar, mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memberikan ruang kepada anak di bawah umur adalah pendidikan anak usia dini (PAUD) atau TK. Pendidikan anak usia dini memiliki ciri khusus dalam proses pembelajarannya yaitu menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan anak didik sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Seringkali anak didik yang duduk di bangku pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki kecenderungan dan sifat bawaan yang berbeda-beda. Beberapa anak didik sudah tertanam potensi keberanian, kecerdasan, percaya diri dan mandiri, akan tetapi sebagian besar anak didik yang lain masih mengakar ketergantugan kepada orang tua, nakal, tidak percaya diri bahkan cenderung mengganggu teman yang lainnya. Fenomena ini selalu muncul pada pendidikan anak usia dini termasuk dalam proses pembelajaran. Guru selaku pendidik dalam lembaga pendidikan terutama pendidikan anak usia dini memikul peran penting untuk mengelola kelas pendidikan utamanya pada proses pembelajaran. perencanaan yang matang dibutuhkan untuk menentukan penggunaan metode pembelajaran pada pelaksanaan proses pembelajaran. Metode pembelajaran dapat meringankan guru pada proses pembelajaran.
Salah satu cara untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah penggunaan metode dalam suatu pembelajaran. Keberhasilan yang diperoleh dalam proses pembelajaran semakin besar ketika seorang pendidik mampu menentukan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran dengan tepat.
Oemar Hamalik (2003: 57) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran adalah cara atau seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran. Yetti Supriyati dan Sri Anitah (2008: 43) menambahkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu. Pemanfaatan metode pembelajaran meski menyesuaikan dengan kondisi dan jenjang pendidikan termasuk pendidikan anak usia dini. Salah satu metode pembelajaran yang sangat sesuai dengan jenjang pendidikan anak usia dini adalah metode bercerita. Sejak dahulu hingga sekarang, bercerita merupakan kebiasaan masyarakat terutama daerah pedesaan. Setiap anak didik yang telah menikmati suatu cerita dan membuat anak terkesan, akan selalu diingat dan siap untuk menceritakannya kembali.
Metode pembelajaran bercerita menurut Fadlillah (2014: 172) adalah metode yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian kepada peserta didik. Kejadian atau peristiwa disampaikan agar menarik perhatian peserta didik untuk mendengarkan dan mencerna isi cerita yaitu melalui tutur kata, ungkapan dan mimik wajah yang unik. Beberapa kelebihan metode pembelajaran bercerita adalah hemat, kuantitas pendengar atau objek cerita dapat mencapai lebih banyak, waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, dapat dikolaborasikan dengan berbagai model dan media pembelajaran yang lain, mudah dikolaborasikan dengan metode pembelajaran yang lain,serta kelas lebih mudah untuk dikendalikan terutama kelas pada pendidikan anak usia dini.
Melalui kelebihan-kelebihan itu penulis sebagai guru TK Negeri Pembina Comal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang telah merasakan pemanfaatannya pada pembelajaran materi mengenal bahasa ekspresif dengan menjelaskan kesukaan.dan mengakui bahwa proses pembelajaran dengan media bercerita dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar anak didik secara signifikan.
Istiqomah, S.Pd.AUD
TK Negeri Pembina Comal Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang
