JATENGPOS.CO.ID, KLATEN – Ribuan ikan mati mendadak di alur Sungai Dengkeng tepatnya di Dusun Tukuman, Desa Plosowangi, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.
Belum diketahui secara pasti penyebab matinya ikan air tawar tersebut. Namun dugaan sementara ikan mati secara masif karena booming plankton.
Pantauan di lokasi, ribuan ikan berbagai jenis dari ukuran kecil hingga besar mati terapung di sekitar Dam Tukuman. Bangkai ikan menyisakan bau menyengat.
Penjaga pintu air Dam Tukuman, Parno Sukoco, mengatakan, matinya ikan di Sungai Dengkeng kerap terjadi saat musim kemarau. Warga juga tidak mengetahui secara pasti apa penyebabnya.
“Dari pengalaman beberapa waktu lalu, setiap saya cek di Dam ini sering melihat ikan dalam kondisi setengah mati dan ada yang mati. Mungkin karena polusi yang mempengaruhi berkurangnya oksigen dalam air,” ujarnya, Senin (13/9).
Parno menyebut, jenis ikan yang mati di antaranya ikan hampala, tawes, lele, gabus, dan sebagainya. Warga tidak ada yang berani mengambil ikan-ikan tersebut.
“Kondisi ikan mati seperti ini setiap tahun saat musim kemarau. Aliran air Sungai Dengkeng menyusut sehingga hanya menyisakan sedikit air,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kabupaten Klaten, Wisnu Wardono, mengatakan, pihaknya langsung terjun ke lokasi begitu mendapatkan laporan banyaknya ikan yang mati di Sungai Dengkeng.
“Kita melihat sepintas tidak ada penyebab yang sifatnya tidak alami. Pertama, di hulu tidak ada industri. Kedua, kemungkinan diracun sangat kecil. Sepertinya ini alami,” ujarnya.
Dugaan sementara, kematian ikan akibat dari booming plankton yang menyebabkan menurunnya kadar oksigen di dalam air, terutama pada malam hari. Kondisi ini biasa terjadi di puncak musim kemarau.
“Yang saya curigai, dengan kondisi musim kemarau yang sangat panas, kemudian volume air yang cenderung diam dan dilihat dari warnanya sepertinya booming plankton ini,” ujarnya.
Dijelaskan, booming atau ledakan plankton yang cukup besar, fitoplankton terutama, menyebabkan menipisnya kadar oksigen dalam air. Sehingga berpengaruh pada keberadaan ikan-ikan di sekitarnya.
“Ledakan plankton, kalau di siang hari lebih aman karena ada proses fotosintesa sehingga kadar oksigen dalam air lebih bagus. Tapi puncaknya pada dini hari saat tidak ada sinar matahari maka terjadi penurunan kadar oksigen yang sangat tajam, sehingga ikan tidak bisa bernafas dan mati,” jelasnya.
Meski demikian, pihaknya akan melakukan penelitian lebih lanjut guna mencari tahu secara pasti penyebab ikan mati. Untuk itu, dinas telah mengambil sampel beberapa ikan yang mati tersebut.
“Saya bawa beberapa ikan untuk memastikan apakah kematiannya sesuai perkiraan kami atau ada indikasi lain seperti racun atau polusi air dan sebagainya,” imbuhnya.(aya)