JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali memperlihatkan hasil cukup menggembirakan pada minggu ini. Terbukti dengan angka estimasi Effective Reproduction Number (Rt) Indonesia (berdasarkan ourworldindata.org per 14 September 2021) sebesar 0,59 atau di bawah 1. Capaian ini lebih baik dibandingkan Rt global (0,94) dan negara peers (Singapura 1,81; Tiongkok 1,53; Australia 1,14; AS 1,03; Malaysia 0,95; Thailand 0,9; dan India 0,89).
Penurunan Rt di bawah 1 atau di kisaran 1 menandakan adanya penurunan angka infeksi di komunitas/masyarakat, serta pandemi yang mulai bisa dikendalikan dengan baik. Secara spasial, situasi pandemi Covid-19 (termasuk dari kasus aktif dan kasus harian) juga relatif terkendali. Misalkan jika dilihat per pulau yaitu: Sumatera (Rt 0,99 atau setiap kasus akan menularkan ke 0,99 orang); Kalimantan, Bali dan Papua (Rt 1,0 – 1,2), serta Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku (Rt 1,01 – 1,03).
Untuk itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Perpanjangan PPKM secara virtual, memastikan bahwa PPKM di Luar Jawa-Bali diperpanjang kembali untuk jangka waktu 2 minggu ke depan, mulai dari 21 September hingga 4 Oktober 2021.
Cakupan penerapan Level PPKM di Luar Jawa-Bali yang ditetapkan melalui Instruksi Mendagri, yakni sbb.:
PPKM Level 4 sebanyak 10 Kab/Kota
PPKM Level 3 sebanyak 105 Kab/Kota
PPKM Level 2 sebanyak 250 Kab/Kota
PPKM Level 1 sebanyak 21 Kab/Kota
Pengaturan masih tetap sama dengan periode sebelumnya, dengan penyesuaian pada PPKM Level 3, yakni Mall dapat beroperasi mulai pukul 10.00 s.d. 21.00, dengan maksimal 50% kapasitas, serta para pengunjung sudah harus melakukan check-in dengan aplikasi PeduliLindungi, kemudian Bioskop dapat dibuka dengan Prokes ketat dan maksimal 50% kapasitas. Mengenai hal ini akan diatur lebih lanjut dalam Inmendagri.
Menko Airlangga juga mengungkapkan beberapa hal yang menjadi arahan Presiden RI Joko Widodo dalam Rapat Terbatas hari ini, Senin (20/9), untuk selalu kita perhatikan. Pertama adalah kehati-hatian terhadap masuknya varian baru. Maka itu, pintu masuk udara, laut dan darat perlu diperketat. “Dalam hal ini, kita libatkan seluruh stakeholder. Kita harus mengantisipasi betul mengenai kemungkinan adanya gelombang ketiga,” tuturnya.
Kedua, pelaksanaan 3T (testing, tracing dan treatment), Prokes 3M, dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi harus semakin diintensifkan. Ketiga, wilayah dengan pencapaian target vaksinasi rendah harus diberikan perhatian lebih (Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Lampung), dan juga untuk vaksinasi kepada lansia.
Keempat, agar daerah segera menghabiskan stok vaksin yang sudah diberikan dan jangan menahannya. Untuk mendukung efektivitas dan fleksibilitas, alokasi vaksin bagi TNI/Polri ditingkatkan menjadi 25% untuk TNI dan 25% untuk Polri (dari sebelumnya masing-masing 20%), sementara 50% untuk Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Kelima, booster vaksin ketiga rencananya akan segera dimulai dan sudah diputuskan dengan persyaratan tertentu. Keenam, kapasitas venue PON dengan penonton berjumlah maksimal 25% dari total kapasitas, kemudian mereka sudah harus menjalankan vaksinasi dosis 1 dan 2. Terakhir, ketujuh, platform PeduliLindungi akan terus disempurnakan, termasuk unsur keamanan datanya, serta akan diintegrasikan dengan aplikasi sejenis secara global.
Menurut data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) per 19 September 2021, Kasus Aktif Nasional tercatat sebanyak 60.969 kasus, atau turun sebesar -86,41% sejak awal PPKM Leveling 9 Agustus 2021 lalu. Sejak 9 Agustus hingga 19 September, jumlah Kasus Aktif di luar Jawa-Bali terus menurun, dengan penurunan tertinggi terjadi di wilayah Maluku-Papua sebesar -87,71%, disusul Nusa Tenggara sebesar -86,75%, Kalimantan sebesar -81,48%, Sulawesi sebesar -81,13%, dan Sumatera sebesar -80,52%.
Tingkat Kesembuhan atau Recovery Rate (RR) secara nasional adalah 95,19%, lebih baik dari RR Global yang tercatat sebesar 89,79%, sementara RR di Jawa-Bali sebesar 95,69% dan Luar Jawa-Bali sebesar 94,17%. Sedangkan Tingkat Kematian atau Case Fatality Rate (CFR) Nasional sebesar 3,35%, masih lebih tinggi dari CFR Global yang tercatat sebesar 2,05%, sementara CFR Jawa-Bali sebesar 3,49% dan Luar Jawa-Bali sebesar 3,07%.
Di sisi lain, Menko Airlangga juga memaparkan rencana Pemerintah supaya Indonesia dapat masuk masa transisi dari pandemi menjadi endemi. Dari sisi hulu yaitu dengan mengintensifkan vaksinasi pada bulan ini sampai Oktober 2021 menjadi sebanyak 2,5 juta suntikan per hari, mendisiplinkan 3M, mengakselerasi testing dan tracing, serta mengintensifkan screening PeduliLindungi, dan rumah masyarakat juga harus memiliki ventilasi yang baik. Sebaliknya, di sisi hilir dilakukan peningkatan kapasitas Rumah Sakit, menyediakan tenaga kesehatan yang cukup, dan mengamankan ketersediaan oksigen dan obat-obatan.
“Untuk bisa masuk kondisi transisi dari pandemi ke endemi, maka prasyarat yang sudah harus dipenuhi yaitu Fatality Rate ± 2% setara rata-rata global, Kasus Aktif ≤100 ribu, Positivity Rate ≤5%, Kasus Baru ≤5,000, dan BOR ≤40%,” jelas Menko Airlangga.
Update Capaian Program PEN
Realisasi Anggaran PEN 2021 s.d. 17 September 2021 telah mencapai Rp395,92 triliun atau 53,2% dari pagu sebesar Rp744,77 triliun. Masih sama seperti sebelumnya, progres realisasi signifikan terjadi pada klaster Perlindungan Sosial (Perlinsos) dan Kesehatan. Berdasarkan data KPC-PEN, berikut ini realisasi anggara Program PEN sampai akhir Kuartal 2-2021, yakni:
Klaster Kesehatan terealisasi Rp97,28 triliun atau 45,3% dari pagu Rp214,96 triliun;
Klaster Perlinsos terealisasi Rp112,87 triliun atau 60,5% dari pagu Rp186,64 triliun;
Klaster Program Prioritas terealisasi Rp59,51 triliun atau 50,5% dari pagu Rp117,94 triliun;
Klaster Dukungan UMKM & Korporasi terealisasi Rp68,35 triliun atau 42,1% dari pagu Rp162,4 triliun; dan
Klaster Insentif Usaha terealisasi Rp57,92 triliun atau 92,2% dari pagu Rp62,83 triliun.
Kemudian, untuk batch 20 Kartu Prakerja, tercatat pendaftar sebanyak 4,9 juta dan yang eligible adalah 2,8 juta, sedangkan yang berhasil menjadi penerima sebanyak 800 ribu. Sepanjang 2021, batch 12 sampai 20 penerimanya adalah 5,2 juta, telah menyelesaikan pelatihan 4 juta, dan telah mendapatkan insentif 3,8 juta penerima. Insentif yang sudah disalurkan sebesar Rp7,3 triliun. Saat ini, sedang proses pendaftaran batch 21 untuk 754 ribu peserta.
Mengenai Bantuan Subsidi Upah/BSU (per 17 September 2021), proses DIPA-nya Rp8,80 triliun sudah selesai, dan telah dicairkan kepada 4,61 juta pekerja @Rp1 juta per orang. Banpres Produktif Usaha Mikro/BPUM (per 17 Sep 2021) sudah terealisasi Rp15,25 triliun, atau 99,30% dari total anggaran Rp15,36 triliun, untuk 12,71 juta pelaku usaha mikro.
Menko Airlangga memberikan catatan lain tentang event-event nasional dan internasional yang akan diselenggarakan, perlu mendapatkan perhatian agar tidak menjadi klaster baru. Yaitu PON XX Papua, dimana telah tercapai jumlah vaksinasi di Kab/Kota Penyelenggara PON (Kab. Jayapura, Kab. Keerom, Kab. Merauke, Kab. Mimika, Kota Jayapura) adalah Dosis-1 (56%), dan Dosis-2 (35%).
Lalu, World Superbike Mandalika yang akan diadakan di Mandalika Pulau Lombok (5 Kab/Kota Aglomerasi) pada November 2021, dan target vaksinasinya baru mencapai Dosis 1 (33,27%) dan Dosis 2 (16,74%).
“Presiden minta pencapaian vaksinasi (di Lombok) diakselerasi, dan pada Oktober 2021 sudah dipastikan juga jumlah penontonnya yang bisa hadir. Sedangkan, untuk Liga 1 dan 2 Sepakbola dilaksanakan tanpa penonton,” tutupnya.
Turut hadir dalam Konferensi Pers tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (aln)