Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan system nilai yang berkembang dalam kehidupan. Sistem nilai tersebut meliputi ranah pengetahuan, kebudayaan maupun nilai keagamaan. Proses pendidikan tidakhanya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian anak.
Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan peserta didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu berkembang dan berguna bagi dirinya dan masyarakat. Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan capaian tersebut salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif.
Selama ini proses pembelajaran yang dilaksanakan Pada kelas dua mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi wudhu di SD N 04 Serang Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. oleh penulis dinilai masih monoton. Hal ini terlihat pada pemilihan metode, alat peraga maupun model pembelajaran serta hasil yang dicapai oleh peserta didik masih rendah.
Materi praktik wudhu tidak mungkin hanya dengan ceramah menyebabkan siswa
kurang memahami materi tersebut, maka dipilih model yang bervariasi seperti metode demonstrasi, diharapkan dengan metode demonstrasi peserta didik dapat memahami sekaligus mempraktikkannya secara langsung.
Ada dua aspek penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu Pertama aspek teori dan aspek praktik. Kedua aspek tersebut memiliki bobot nilai yang sama. Bahkan menurut penulis aspek kemampuan praktik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat penting daripada teori.
Menurut Penulis pendapat ini berdasarkan alasan bahwa kemampuan praktik akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya wudhu. Wudhu merupakan perbuatan yang disyaratkan dengan tegas berdasarkan dalil dari Abu Hurairoh r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda :”Allah tidak menerima sholat yang dikerjakan salah seorang diantaramu bila ia berhadats, sehingga berwudhu terlebih dahulu.” Al-Hadist: HSR (Hadist Sahih Riwayat) Bukhary-Fathul Baary, I:206 ; Muslim, no. 225).
Kondisi peserta didik di SDN 04 Serang Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang kelas dua sekarang ini memiliki kemampuan praktik wudhu yang masih rendah. Dahulu menggunakan metode klasik yaitu metode ceramah. Selama proses pembelajaran 10% siswa dari 32 anak bermain sendiri, 30% siswa mengantuk, 30% siswa kurang memperhatikan dan 30% siswa kurang aktif.
Berdasarkan fenomena tersebut, penggunaan metode ceramah perlu dilakukan variasi dengan menggunakan metode lain antara lain dengan metode demonstrasi. Dalam kompetensi dasar tentang praktik wudhu ini penulis sengaja menggunakan dua kriteria keberhasilan yaitu berhasil baik dan belum berhasil.
Berdasarkan pada fenomena tersebut, pembelajaran materi wudhu dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar perlu dilakukan pada kelas dua mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi wudhu di SDN 04 Serang Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.
Menurut Syah (1995:89) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi (hubungan) dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Djamarah (1997:102-103) metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pembelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Menurut Djamarah (1997:104) kekurangan metode demonstrasi adalah : (1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif. (2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
Dengan demikian pembelajaran melalui metode demonstrasi ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas dua mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi wudhu di SDN 04 Serang Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang.
Oleh:
Atmi Nurhastitah, S.Pd.I
SDN 04 Serang
Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang