Kegiatan belajar mengajar / KBM di tingkat sekolah dasar khusunya dikelas rendah adalah belajar sambil bermain. Dalam KBM tersebut nantinya diharapkan mendapatkan prestasi belajar yang baik, untuk mendukung hasil yang baik diperlukan metode pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan efisien.
Guru dituntut mempunyai dedikasi dan kompetensi untuk menunjang tugas-tugasnya. Karena begitu pentingnya peranan guru, baik dari segi tanggungjawab maupun tugasnya, maka seorang guru sebaiknya tidak hanya mengetahui bahan ilmu pengetahuan yang akan diajarkan kepada siswanya saja, akan tetapi harus menguasai juga tujuan yang akan dicapai, penggunaan metode yang sesuai dengan bahan yang akan diajarkan, mampu menciptakan kondisi positif selama berlangsungnya proses belajar mengajar dan sebagainya.
Diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga merupakan pendidikan yang pertama sedangkan guru adalah orang tua kedua yang ikut memiliki tanggungjawab anak didik. Hal ini dijelaskan oleh Zakiah Darajat, sebagai berikut:
“Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Pendidik/Pembina utama adalah orang tua, kemudian guru, senua pengalaman yang dilalui oleh anak waktu kecilnya, akan merupakan unsur penting dalam pribadinya ”.
Menurut Ari kunto (2001), “Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melaksanakan kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan hasil penilaian yang dicapai oleh seoarng siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan sudah diterima oleh siswa”.
Untuk mencapai hasil belajar yang baik guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baikdengan memperhatikan tujuan, karateristik siswa, materi yang diajarkanvdan sumber belajar yang tersedia. Kenyataannya masih ada ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar Bahasa Indonesia khususnya materi mercermati kosakata, untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia tentang mencermati kosakata pada siswa kelas II SD Negeri 06 Randudongkal, menggunakan pendekatan kontekstual dengan metode Make a Match (M3).
Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan Make a Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut.
Langkah berikutnya adalah guru membagi komunitas kelas menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu berisi jawaban-jawaban. Kelompok ketiga adalah penilai. Kelompok-kelompok tersebut membentuk huruf U. kelompok pertama dan kedua saling berhadapan.
Jika masing-masing kelompok sudah berada diposisi yang telah ditentukan, guru memberi aba-aba agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Guru memberi kesempatan untuk diskusi. Hasil diskusi ditandai oleh pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu pertanyaan dan anggota kelompok pembawa kartu jawaban.
Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok ini kemudian membaca apakah pasangan pertanyaan-jawaban itu cocok. Setelah satu babak kartu dikocok agar tiap peserta mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
Kesimpulannya dengan menerapkan pendekatan kontekstual menggunakan (M3) metode Make a Match dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Oleh : FADIAH FIDIYATI, S.Pd
Guru Kelas 2 SDN 06 Randudongkal Pemalang
