Pelajar STEM, Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA

Mata pelajaran IPA merupakan pelajaran yang memilki muatan untuk mempelajari dan memahami segala peristiwa yang terdapat pada alam semesta melalui pengamatan, penelitian dengan prosedur yang jelas. Hal ini sebagaimana di jelaskan oleh Ahmad Susanto (2013) yang menyatakan bahwa: “IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.”

Dalam pembelajaran IPA peran guru dalam memfasilitasi dan memberikan pengalaman belajar yng bermakna bagi siswa sangat di perlukan. Guru sebagai fasilitator di tuntut untuk selalu kratif dan inovatif dalam menerapkan metode dan pendekatan pembelajaran untuk dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang di sampaikan oleh warsono (2016:12), pembelajaran aktif secara sederhana di definisikan sebagai metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembejaranan. Sedangkan terkait hasil belajar, Nana Sudjana (2016: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran.

Baca juga:  E-leraning tingkatkan kreatifitas guru dan peserta didik

STEM merupakan akronim dari Science, Technologi, Engineering, Mathematics. Istilah STEM pertama kali di luncurkan oleh Natonal Science Foundation (NSF) AS pada tahun 1990-an. STEM sebagai tema gerakan reformasi pendidikan bertujuan untuk mengembangkan inovasi iptek dan meningkatkan daya saing global. STEM merupakan intregasi dari empat disiplin ilmu yaitu ilmu pengetahuan alam, teknologi, rekayasa, dan matematika dalam pendekatan interdisipliner dan diterapkan berdasarkan konteks dunia nyata dengan pembelajran berbasis masalah. Menurut Nida’ul Khairiyah (2019), Pendidikan berbasis STEM berfokus pada aspek kolaborasi, komunikasi, riset, mencari solusi, berpikir kritis dan kreatif. Jadi walaupun di terapkan dalam ilmu eksakta, unsur sosialnya tetap ada terutama saat anak belajar dalam kelompok. Sedangkan menurut Mairi Sukma (2018), dalam kajiannya disimpulkan bahwa: Pendekatan pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) dapat mempengaruhi penilaian autentik siswa yang terdiri dari aspek kognitif, afektif, psikomotrik, mengembangkan literasi informasi siswa.

Baca juga:  Belajar Sholat dengan Teileren Method

Menurut Rifandi (2019) Tujuan pembelajaran STEM adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam empat bidang ilmu yaitu keterampilan sains, keterampilan mengoperasikan teknologi, keterampilan teknik penyelesaian masalah dan keterampilan matematika yang sangat cocok diterapkan untuk menghadapi tantantangan abad 21


Dengan demikian seluruh aspek ini, sains, teknoligi, enjinering dan matematika dapat membuat pengetahuan menjadi lebih bermakna jika di integrasikan dalam proses pembelajaran. Dengan pendekatan pembelajaran STEM, menawarkan kesempatan bagi siswa untuk memahami dunia secara lebih integral daripada mempelajari secara parsial atau sepotong potong.

Sebagaimana penelitian yang telah di lakukan penulis di SMPN 4 Randublatung menggunakan pendekatan pembelajaran (Pelajar) STEM, ada peningkatan yang signifikan terhadap tingkat keaktifan siswa, baik data yang bersumber dari oservasi dan quisioner. Untuk yang bersumber dari observasi, prosentase keaktifan siswa dari 50,00 % pada siklus I, menjadi 86,36 % pada siklus kedua, sehingga mengalami kenaikan 36,36 %. Sedangkan yang bersumber dari quisioner anak, prosentase keaktifan siswa dari 63,64 % pada siklus I, menjadi 86,36 % pada siklus kedua, sehingga mengalami kenaikan 22,73 %.

Baca juga:  Belajar Bangun Ruang dengan SAVI

Untuk hasil belajar siswa pada penelitian ini juga mengalami peningkatan signifikan,  dari pra siklus ke siklus I di peroleh peningkatan dari prosentase ketuntasan 40,91 menjadi 77,27 , ini berarti mengalami kenaikan 36,36 %, Sedangkan dari siklus I ke siklus II di peroleh peningkatan dari 77,27 % menjadi 90,91 % dengan kenaikan 13,64 %.

SUTRISNO, S.Pd

Guru Mapel IPA SMP Negeri 4 Randublatung, Kec. Randublatung, Kab. Blora