Pakai BBM Ramah Lingkungan Jadi Investasi Masa Depan

- ANTRI- Sejumlah kendaraan nampak antri BBM di SPBU Pertamina.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Pemerintah diminta untuk terus mendorong penggunaan energi ramah lingkungan. Hal ini mengingat hasil riset dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral yang menyebutkan cadangan minyak bumi di Indonesia diperkirakan akan habis dalam sembilan tahun lagi.

Presiden Dewan Energi Mahasiswa Semarang, Didik Armansyah mengatakan, walaupun penggunaan energi ramah lingkungan lebih mahal di awal, namun hal itu merupakan bentuk investasi. Pasalnya, peran penggunaan energi ramah lingkungan sangat berdampak positif untuk lingkungan yang lebih bersih.

“Energi ramah lingkungan memang lebih mahal di awal, tapi itu bentuk investasi, agar di waktu yang akan datang lebih murah karena memanfaatkan energi terbarukan,” kata Didik.

Untuk itu, lanjutnya, Dewan Energi Mahasiswa Semarang juga terus melakukan kegiatan kampanye energi ramah lingkungan secara langsung ke masyarakat, melalui program desa binaan yang dinamai ‘Kampung Energi’. Selain itu, pihaknya juga memanfaatkan media sosial untuk mengedukasi dan mempublikasikan manfaat dari penggunaan energi ramah lingkungan.


Baca juga:  Prabowo Wajibkan Anggota Gerindra Nonton "212 The Power of Love"

“Di era teknologi, kampanye media menjadi salah satu metode yang efektif untuk mengedukasi dan mempublikasikan manfaat dari penggunaan energi ramah lingkungan,” ujar Didik.

Terkait kenaikan harga bahan bakar minyak jenis Pertamax, Didik pun meminta pemerintah agar memberikan edukasi alasan kenaikan BBM. Hal ini dilakukan agar bisa menghindari terjadinya kegaduhan di masyarakat.

“Alangkah lebih baiknya jika pemerintah melakukan edukasi kenapa harga minyak bisa naik, mungkin masyarakat akan lebih bisa memahami dan bisa meminimalisasi kegaduhan, karena kenaikan harga sudah di riset dan diedukasikan ke publik,” tukas Didik.

– DIDIK ARMANSYAH- Presiden Dewan Energi Mahasiswa Semarang.

Menurutnya, pemerintah juga perlu melakukan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan transportasi umum atau kendaraan dengan menggunakan energi terbarukan, untuk menghemat penggunaan BBM.

Baca juga:  Kementan Minta Petani Bijak dalam Penggunaan Pestisida

“Jawaban untuk kenaikan harga BBM, dengan menggunakan fasilitas kendaraan umum, atau menggunakan kendaraan yang sudah menggunakan energi baru terbarukan,” ungkap Didik.

Terpisah, Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik, Arya Sinulingga menuturkan, butuh kesadaran dari masyarakat untuk menggunakan BBM ramah lingkungan yang tidak disubsidi oleh pemerintah. Apalagi bagi mereka yang memiliki mobil bertaraf merah, untuk tidak menggunakan BBM subsidi seperti Pertalite.

“Harusnya orang – orang kaya malu pakai Pertalite. Yang namanya BBM untuk orang kaya, para pemilik mobil mewah ini harusnya jangan di subsidi. Gunakanlah BBM yang mengikuti harga pasar, karena sangat tidak fair kalau BBM untuk mobil mewah dibebankan ke rakyat lantaran mereka pakai BBM subsidi,” ujar Arya.

Baca juga:  Sepanjang 2014-2019, Warga Miskin di Jawa Tengah Berkurang 1 Juta Orang Lebih

Arya menegaskan, harus ada kesadaran juga bagi mereka yang memiliki mobil mewah ini untuk bersiap juga mengikuti harga pasar untuk penggunaan energinya. Pemerintah akan terus mendorong ke arah sana.

“Apalagi jumlahnya gak banyak. Itu para pemilik mobil mewah akan kita dorong untuk pakai BBM yang tidak di subsidi. Mengikuti harga pasar yang terjadi, baik naik turunnya. Jangan membebani rakyat dengan mobil mewahnya,” tandasnya.(aln)