JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Antusias masyarakat desa Cangkol Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo hadiri sosialisasi penanggulangan kemiskinan ekstrim dan antisipasi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) tinggi, terbukti ada sebanyak 150 orang lebih hadir di gedung pertemuan desa setempat.
Kegiatan ini di selenggarakan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Kominfo RI sebagai rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni 2022 dengan semangat gelora “Pancasila Jiwaku” pada Sabtu (4/6/2022).
Sebagai narasumber pada acara tersebut adalah staff khusus dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), spesialis khusus pembinaan program daerah – TNP2K, kepala dinas pertanian dan perikanan kab. Sukoharjo dan Camat Mojolaban.
Acara diawali penyampaian pelaksanaan teknis tentang pelaksanaan sosialisasi penanggulangan kemiskinan ekstrim dan antisipasi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) oleh Wiryanta, dari direktorat jenderal informasi dan komunikasi publik kementrian kominfo.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Romo Beny, staffsus dewan pengarah badan pembinaan ideologi pancasila. Romo Beny mengatakan, “Ada tiga poin yang harus kita lakukan agar bisa mentas dari kemiskinan. Pertama, teknologi tepat guna. Kedua, menerapkan pembangunan yang sinergi dengan desa terkait. Dan ketiga memberikan keteladanan kepada warga negara dengan menjadikan Pancasila sebagai spirit gotong royong dan kebersamaan.”
Fajar selaku narasumber TNP2K ( Tim Nasional Peercepatan Penanggulangan Kemiskinan) menambahkan bahwa perlu dipastikan agar seluruh program penanggulangan kemiskinan ekstrim mulai dari tahap perencanaan, penentuan alokasi anggaran, penetapan sasaran, dan pelaksanaan program tertuju pada satu titik atau lokus yang sama baik secara wilayah maupun target masyarakat yang berhak.
” Srategi penurunan kemiskinan yang terpenting selain mengurangi beban pengeluaran adalah dengan meningkatkan pendapatan seperti peningkatan akses permodalan, peningkatan kualitas produk dan akses pemasaran, pengembangan ketrampilan dan layanan usaha,” jelas Fajar.
Menurut Fajar Untuk Kemiskinan ekstrim dibidang pertanian akan ditanggulangi dengan program IP 400 (pertanaman padi 4x tanam dalam 1 tahun). Program ini belum berjalan sempurna karena masih baru tetapi harus dimaksimalkan. “Untuk benih dan pupuk akan dibantu, namun tidak bisa memsubsidi secara utuh karena keuangan negara yang terbatas,” imbuhnya.
Terakhir Fajar mengatakan bahwa tidak boleh ada ketergantungan dengan pupuk kimia agar kualitas beras lebih baik. Yaitu dengan mengurangi pemakaian pupuk kimia dengan menambah pupuk oraganik dan menjadikan pupuk kimia hanya saat strarter pertumbuhan awal saja.
Sementara itu kepala dinas pertanian dan perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryanto menyampaikan tentang oenanggulangan wabah penyakit mulut dan kuku karena virus yang menyerang rongga mulut dan lidah.
” Saat ini kami telah menggunakan strategi pengendalian dengan mengerahkan tim kontak para dokter hewan dan tim non kontak Babinsa dengan melakukan penyuluhan kepada para peternak dan pemilik sapi lainnya. Penanganan PMK gratis alias tidak dipungut biaya,” kata Bagas.
“Virus PMK bisa menular lewat hewan, benda, dan udara. jadi walau kelihatan sehat maka memiliki virus maka harus tau betul, jangan mencampurkan hewan sakit dengan hewan yang sehat dan dipantau selama kira kira 14 hari.” Jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa apabila hewan sudah terkena virus lalu sudah diobati dan masih memiliki tanda-tanda penyakit maka peternak harus menambahkan unsur penunjang untuk hewan. “Vaksin hewan akan segera diusahakan dan disediakan oleh dinas pertanian. Pasar hewan saat ini belum bisa dibuka agar penyakit mulut dan kuku terkendali.” Katanya menutup penyampaian materinya. (Prast.wd/biz/sgt)