26.7 C
Semarang
Senin, 25 Agustus 2025

Pencanangan Mahasiswa Peduli Stunting (Penting) Dan Launching Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat)

JATENGPOS.CO.ID,  DEMAK – Masalah stunting di Demak memang-memang benar serius dan butuh penanganan dari berbagai pihak. Sabtu (13/8) kemarin bertempat di Ruang Serbaguna Desa Temuroso Kecamatan Guntur telah dilaksanakan kegiatan Pencanangan Mahasiswa Penting (Peduli Stunting) dan Launching DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) Kabupaten Demak Tahun 2022. Dalam kegiatan ini Dinpermades P2KB berkolaborasi dengan Universitas Wahid Hasim Semarang sebagai perguruan tinggi pendamping percepatan penurunan stunting di Kabupaten Demak. Mahasiswa penting merupakan Program dari BKKBN yang melibatkan peran dari mahasiswa yang sejalan dengan Program KKN tematik, termasuk KKN tematik dari Unwahas yang ditempatkan pada 11 lokus stunting di Kecamatan Guntur dan kecamatan Karangtengah.

Kegiatan ini merupakan upaya penurunan stunting dengan melakukan kombinasi intervensi spesifik dan sensitif berupa pemberian makanan yang berasal dari bahan pangan lokal (intervensi spesifik) dengan mekanisme pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kampung Keluarga Berkualitas dengan penyediaan makanan bergizi berbasis bahan pangan lokal (intervensi sensitif).

Dalam sambutannya wakil Bupati Demak KH Ali Makhsun mengatakan Stunting masih menjadi persoalan kompleks dan problem aktual yang membutuhkan perhatian serius. Pemerintah sampai saat ini masih terus mengupayakan pencapaian target penurunan stunting hingga 14% pada tahun 2024. Pengendalian  dan pengentasan stunting ini tentunya tidak bisa dengan intervensi oleh satu sektor saja, namun harus benar-benar digenjot dengan melibatkan semua pihak, termasuk mahasiswa.

Baca juga:  Dakwaan Sertifikat Palsu Lemah 2 Perangkat Diyakini Bebas

Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  telah meluncurkan program Mahasiswa Peduli Stunting (Mahasiswa Penting).  Tujuannya adalah untuk melakukan intervensi kepada kader dan perangkat desa sebagai promotor pencegah dan deteksi dini stunting.

“Peran dan keterlibatan mahasiswa sangat dibutuhkan dalam melakukan edukasi kepada masyarakat, terutama kepada calon pengantin, ibu hamil berisiko, dan ibu menyusui. Namun perlu diingat, ini adalah upaya pencegahan, maka edukasi kepada masyarakat melalui pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat harus dilakukan secara terus-menerus,” ujarnya.

“Seperti kita ketahui bersama bahwa pencegahan dan penanganan stunting masih sangat terhambat oleh pemahaman masyarakat yang masih rendah. Bahkan, perilaku untuk pencegahan lahirnya anak stunting, juga belum benar-benar dilakukan,” imbuhnya kemudian.

Baca juga:  Ahmad Luthfi Optimistis Jateng Mampu Penuhi Target 11,8 Juta Ton Padi pada 2025

Oleh karena itu, sebagai bentuk dukungan dan upaya percepatan penanganan stunting, pada kesempatan yang baik ini akan dilaksanakan pencanangan Mahasiswa Peduli Stunting tingkat Kabupaten Demak.

“Harapannya, para mahasiswa ini dapat membantu pemerintah dalam upaya mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam pencegahan stunting di tingkat keluarga,” jelas Wabup.

Pada kesempatan itu juga dilakukan launching Dapur Sehat Atasi Sunting (DASHAT), yang merupakan bagian dari upaya penurunan stunting, melalui kombinasi intervensi spesifik dan sensitif, berupa pemberian makanan yang berasal dari bahan pangan lokal dengan mekanisme pemberdayaan masyarakat.

“Saya berharap Dapur Dashat ini akan mampu meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Untuk itu, saya minta kepada kader PKK, KB, Posyandu, dan Bidan Desa agar selalu mengajak masyarakat untuk menyajikan makanan sehat bergizi tinggi, khususnya untuk ibu hamil, bayi dan ibu menyusui agar angka stunting bisa kita turunkan. Besar harapan saya bahwa Dapur Dashat ini dapat menjadi titik awal dalam memutus stunting di Kabupaten Demak,” pungkas Wabup. (*)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya