JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Tren penggunaan internet di Indonesia yang terus meningkat selama satu dekade terakhir menghadirkan tantangan tersendiri bagi warganet. Seiring pesatnya pemanfaatan internet tersebut, warganet dituntut untuk mampu menerapkan etika berkomunikasi dalam jaringan (daring) secara baik.
Realitas inilah yang mendorong Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Diponegoro untuk menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Edukasi Netiket Bagi Kalangan Remaja Kelurahan Kaliwiru, Kota Semarang” pada hari Minggu, 7 Agustus 2022 di Aula Pertemuan Kelurahan Kaliwiru.
Ketua Pelaksana Tim Pengabdian, Arifa Rachma Febriyani, S.I.Kom., M.I.Kom. menjelaskan, menurut hasil riset yang dirilis oleh We Are Social pada Februari 2022, dari 204 juta lebih pengguna internet di Indonesia, sebanyak 94,1 persen di antaranya mengakses internet melalui gawai, termasuk untuk berkomunikasi daring dengan keluarga, teman, dan kolega.
Meski komunikasi dilakukan secara online, namun pada dasarnya etika berkomunikasi secara santun wajib diterapkan oleh setiap warganet, seperti halnya etika berkomunikasi tatap muka dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, etika berinternet atau biasa disebut netiket penting untuk dipahami dan diterapkan ketika warganet berkomunikasi di dunia maya.
“Komunikasi daring sifatnya borderless, tetapi bukan berarti kita dapat melakukan apapun sesuai yang kita kehendaki. Ada tata krama yang harus dipatuhi dan diterapkan, termasuk saat berkomunikasi daring. Netiket memandu kita untuk berkomunikasi daring secara santun,” terang dosen Sekolah Vokasi Undip itu.
Ditambahkannya, untuk mendukung penerapan netiket tersebut, warganet perlu memiliki sejumlah kecakapan digital, di antaranya kemampuan berpikir kritis dan kompetensi memverifikasi informasi secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dengan kecakapan digital yang dimiliki, warganet diharapkan tidak melakukan pelanggaran netiket, seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian dan konten negatif lainnya, perundungan siber maupun kejahatan siber.

Lurah Kaliwiru, Budiyanto, SE menyambut baik kegiatan edukasi netiket yang diselenggarakan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Undip tersebut. Menurutnya, warganet khususnya kalangan muda, perlu dibekali wawasan tentang netiket agar mampu berkomunikasi secara efektif di dunia maya. Sehingga komunikasi daring yang santun dapat terwujud. Selain itu, informasi yang dipertukarkan secara online dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, tidak menimbulkan kesalahpahaman, dan dapat memberikan manfaat.
“Edukasi netiket untuk anak-anak muda ini penting karena komunikasi daring itu terkadang menimbulkan kesalahpahaman. Apa yang ingin disampaikan, tidak selalu dipahami secara tepat oleh penerima pesan. Misalnya saja, penggunaan emoticon yang mungkin salah ditafsirkan. Sehingga perlu pemahaman pentingnya komunikasi daring yang santun, juga berbagi informasi yang akurat,” lanjutnya.
Senada dengan Budiyanto, SE, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kaliwiru, Drs. Kustiyono, M.Si menegaskan pentingnya peran aktif kalangan muda sebagai bagian dari warganet untuk menerapkan netiket yang baik.
“Anak-anak muda saat ini kesehariannya menggunakan gawai. Maka perlu dibekali kompetensi digital dan netiket agar mereka dapat berperan sebagai teladan bagi masyarakat di sekelilingnya. Bagaimana memberikan contoh yang baik dalam pemanfaatan internet, termasuk melakukan saring sebelum sharing, agar tidak turut menyebarkan hoaks dan konten negatif lainnya, tidak melakukan cyber bullying maupun cyber crime,” pungkasnya.(*)