Model Kooperatif Tipe Time Token dalam Pembelajaran PAI

Dari hasil evaluasi yang penulis lakukan sebagai guru SD Negeri 03 Majakerta  Kec. Watukumpul, sebagian peserta didik dalam pelajaran PAI, khususnya materi Iman kepada Takdir Allah sebagian besar belum memenuhi standar keputusan minimal ( KKM ), yang telah ditentukan sekolah.

Dalam kompetensi Iman Kepada Takdir Allah peserta didik rendah. jumlah indikator yang dikuasai peserta didik ada tiga pada satu indikator pertama yang dikuasai peserta didik adalah peserta didik mampu mengidentifikasikan arti Iman kepada takdir Allah bersama. Namun 2 indikator lainnya belum mampu dikuasai sepenuhnya, yaitu memberikan contoh macam-macam Takdir baik takdir Mubram dan takdir Mualaq, dan yang ketiga, menerapkan hikmah Takdir Allah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penyebabnya karena guru kurang inovasi menggunakan model pembelajaran yang kooperatif. Hal ini sesuai pendapat Nurhadi dalam Ainur Rofiq ( 2017 : 13 ), bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam memaksimalkan belajar untuk mencapai tujuan.

Baca juga:  Belajar Alat Transportasi Lebih Bermakna dengan Media Gambar

Oleh karena itu penulis, mencoba menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token, dimaksudkan agar peserta didik dapat menumbuhkan sikap terhadap perbedaan individu baik yang menyangkut kecerdasan, gender, budaya sosial, ekonomi. Selain itu pembelajaran dengan model Tipe Time Token, mengajarkan keterampilan bekerjasama atau Team Work. Pembelajaran ini sangat menekankan tumbuhnya aktivitas dan interaksi di antara peserta didik.

Pembelajaran kompetensi dasar Iman kepada Takdir Allah, salah satunya dilaksanakan dengan model kooperatif Tipe Time Token. Hal ini sesuai pendapat Lie (2002:17), bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran kelompok yang terstruktur. Peserta didik belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman kegiatan belajar yang optimal, baik secara individu maupun kelompok. Selanjutnya pembelajran kooperatif menurut Nurhadi ( 2005 :112 ) adalah pendekatan pembelajarn yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.


Baca juga:  Media “ATM” Permudah dalam Belajar Sejarah

Adapun peserta pembelajaran yang penulis terapkan waktu mengajar siswa SD Negeri 03 Majakerta  Kec. Watukumpul sebagai berikut :Tahap 1) Menentukan tujuan pembelajaran , dalam hal ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Tahap 2) Menyajikan materi pembelajaran, guru mengajukan materi pembelajaran mengambil keputusan. Tahap 3) Mebagikan dua kupon untuk di gunakan sebaik-baiknya. Dalam hal ini guru membagikan dua kupon bebicara dengan waktu 30 detik perkupon, selanjutnya peserta didik dapat mengajukan pendapatnya ( 30 detik / perkupon ). Tahap 4) Peserta didik menggunakan kupon 1 dan 2 untuk mengemukakan pendapatnya. Guru mendata peserta didik yang mengeluarkan pendapatnya dengan menggunakan kupon 1 dan 2 untuk mengemukakan pendapatnya. Tahap 5) Mengadakan evaluasai dan memberi penghargaan. Guru mencari cara – cara untuk menghargai upaya hasil belajar individu maupun kelompok.

Baca juga:  Siswa Butuh Tatap Muka

Berdasarkan Refleksi pengamatan penulis sebagai guru PAI, maka penulis dapat mengamati dan mengambil kesimpulan bahwa model kooperatif tipe time token dalam materi Iman kepada Takdir Allah mencapai KKM, dalam artian siswa SD Negeri 03 Majakerta  Kec. Watukumpul lebih meningkat aktifitas belajaranya, lebih semangat dan tertarik, bahkan hasil evaluasi menunjukan siswa banyak yang tuntas sesuai KKM.

 

Oleh:

Robi’ah, S.Pd.I

Guru Pada SDN 02 Pagelaran

Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang