Sudah jadi dilema bahwa matematika merupakan salah satu bidang pengembangan yang sulit, sukar bahkan menakutkan. Sehingga banyak yang menghawatirkan dan di takuti deh oleh orang tua, bahwa suatu saat anaknya akan tidak menyukainya. Padahal pemahaman dan pandangan seperti itu belum tentu benar. Karena bisa kita lihat banyak anak yang menyukai bidang tersebut, bahkan akhirnya menjadi ahli dalam bidang matematika.
Perkembangan kognitif anak di TK Tunas Melati masih relatif rendah. Bahkan bisa dikatakan anak tidak berminat. Maka dari itu sebagai pendidik, berupaya agar prmahaman dan pandangan keliru tidak berkepanjangan.
Salah satu media yang akan digunakan adalah menggunakan POHANG. Apa itu pohang. Pohang adalah media pohon angka yang merupakan media sekaligus menjadi alat bermain anak. Melalui permainan anak cepat mengenal dan memperoleh pengalaman baru mengenai benda – benda tertentu, seperti nama benda, jumlah, warna, ukluran, berhitung dan sebaginya.
Pengertian media pohon angka. Adalah media pembelajaran merupakan suatu perantara (alat) untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media yang tepat dapat menunjang keberhasilan dalam pembelajaran . karena media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar (Asmariani 2016). Sedangkan menurut tadkirotun (2012), angka atau bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan satu objek yang terdiri dari angka – angka.
Lalu bagaimana cara bermain / menggunakan pohon angka tersebut , adalah (a) tempelkan pohon hitungpada dinding atau boleh didirikan pada suatu tempat tertentu. (b) pasang sejumlah angka yang bergambar benda tertentu pada pohon angka. (c) anak bermain sesuai dengan intruksi atau sesuai dengan tulisan yang ada di kertas di linting atau sesuai kesepakatan. (d) dalam bermain harus di selesaikan dengan keadaan dan kemampuan anak masing – masing agar tidak ada anak yang merasa kesulitan.
Berikut cara membuat pohon angka agar para guru dapat mengajar murid berhitung dengan mudah.
Bahan dan alat yang di gunakan antara lain, kertas karton warna – warni, koran bekas, kardus bekar, lem, gunting, dan cutter, spidol, daun kering, isolasi besar bening.
Langkah – langkah adalah, pertama gambar pola batang pohon menggunakan spidol di atas kertas karton, gunting dan tempel pada kardus. Kedua potong pola batang pohon pada kardus menggunakan cutter, lalu tempelkan pada selembar karton warna putih. Ketiga gambar pola bentuk buah dan bunga di atas kertas karton warna – warni. Dan gunting pola tersebut lalu tempelkan di atas karton putih yang telah di tempeli pola batang pohon. Keempat tempel juga daun – daun kering, sehingga bentuk pohon terlihat . kelima tulis angka 0 – 9 di atas bentuk buah dan bunga. Keenam pada batang pohon tempel bentuk buah – buhan membentuk oprasi hitung, penjumlahan. Terakhir lapisi pohon hitung dengan isolasi besar bening agar lebih tahan lama.
           Pada saat membuat alat peraga edukatif berupa pohon angka ini, guru dapat melibatkan murid agar menumbuhkan rasa kreativitas dalam diri mereka. Sehingga dapat membantu pengembangan aspek kognitif anak, kita juga dapat melatih motorik kasar anak. Tulisan angka 0-9 pada bentuk buah dan bunga di pohon angka, tidak hanya berfungsi untuk mengenalkan angka pada anak, mereka juga di kenalkan pada bentuk dan warna.
           Sedangkan tempelan buah – buahan yang membentuk operasi hitung penjumlahan, berfungsi sevagai visualisasi konsep hitung.
           Dalam kegiatan pembelajaran media yang digunakan harus di ketahui terlebih dahulu manfaat dan fungsinya. Media pohon angka memiliki fungsi untuk mempermudah anak dalam belajar, memahami, serta meninggat angka. Dalam proses mengenal setelah di beri media pohon angka, proses perkembangan kognitif meningkat menjadi lebih baik.
           Sedangkan kelebihan dari media pembelajaran pohon angka adalah sangat cocok dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak, karena didalam media pohon angka banyak mengandung unsur pembelajaran yang menarik perhatian anak dari gambar benda, pohonnya dan batang untuk penjumlahannya.
           Dengan media yang tepat anak akan lebih fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan yang pasti anak tidak akan cepat bosan.
OLEH
MUSLIMAH,S.Pd.AUD
TK TUNAS MELATI TULUSREJO