JATENGPOS.CO.ID – Literasi tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapat di sekolah. Membaca merupakan salah satu kegiatan dalam berliterasi. Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting dan juga faktor yang penting pula dalam proses pembelajaran. Melalui membaca peserta didik dapat memperoleh informasi yang maksimal.
Dalam proses pembelajaran seorang guru jarang sekali memberikan petunjuk pada siswanya untuk membaca terlebih dahulu dari materi yang akan disampaikan. Seorang guru dalam menyampaikan proses pembelajaran hanya berpedoman pada Silabus dan RPP yang mereka anggap menjadi panduan proses pembelajaan di kelas. Bahkan ada seorang guru yang hanya menggunakan LKS sebagai salah satu sumber belajar tanpa meperhatikan kebutuhan siswanya.
Dalam era globalisasi dan penerapan kurikulum 2013, seorang guru harus dapat meneladani siswa akan kegemaran dalam membaca. Seperti banyak membaca di perpustakaan sekolah atau banyak membaca di ruang guru, sehingga siswa dapat melihat dan mengamati secara langsung keadaan lingkungan . Hal tersebut akan menarik siswa dalam mengikuti pembiasaan di sekolah terutama kegemaran siswa dalam membaca.
Budaya literasi di sekolah merupakan hal yang harus digerakan dan dilaksanakan secara serius menjadi program di sekolah karena dimulai dari kemampuan yang terdapat pada tiap individu dalam sebuah komunitas.Seperti seorang siswa dalam suatu sekolah. Siswa yang mengikuti dengan sungguh-sungguh budaya literasi, akan memiliki kesenangan atau kegemaran terhadap aktivitas baca-tulis. Dengan demikian dalam pertumbuhan dan perkembangan melalui pembiasaan, pengembangan atau pun pembelajarannya. Kemampuan tersebut akan menjadi kebiasaan yang membentuk suatu pola kemampuan literasi antara satu siswa dan siswa lain, sehingga bukan lagi sekadar kemampuan tunggal, melainkan kemampuan masyarakat, komunitas, atau warga sekolah.
Menurut penulis budaya literasi dapat ditumbuhkan sedini mugkin dimulai dari keluarga, orang tua mendorong anak untuk membaca dan memberi contoh, serta sedapat mungkin mendesain ruang membaca dalam rumah. Sehingga anak terdorong untuk mencontoh orang tua dalam membaca. Kemudian menciptakan lingkungan yang mendukung menumbuhkan minat baca seperti ruang baca dengan buku bacaan
Dalam hal ini sekolah juga berperan sangat penting dalam menumbuhkan budaya literasi. Oleh sebab itu sarana dan prasarana sekolah, serta dorongan guru untuk memberi teladan dalam budaya literasi, dan juga menanamkan kepada peserta didik kecintaan terhadap buku. Oleh sebab itu, perpustakaan harus dikelola dengan baik, sehingga perpustakaan sekolah menjadi menarik untuk dikunjungi.
Dalam kegiatan yang lain sekolah dapat penerapan budaya literasi melalui kegiatan menulis dan mengarang.Bahkan melalui OSIS kegiatan pengelolaan pada majalah dinding, buletin, jurnal yang diterbitkan setiap 3 bulan. Budaya literasi juga dapat dilakukan melalui lomba antarkelas yang mengarah pada kegemaran membaca dan menulis. Seperti lomba baca puisi, lomba mengarang lomba menelaah buku dan lain lain. Kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap akhir semester.
Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang sangat merasakan sekali terhadap penerapan budaya literasi, karena pelajaran IPS sangat membutuhkan siswa dalam membaca materi pelajaran dan juga belajar mengamati, salah satu contoh dalam konsep sejarah tentang sisa-sisa peninggalan masa lalu, di samping siswa harus membaca materi yang dibahas, siswa juga harus mengamati benda-benda peninggalan yang digunakan pada masa lalu tersebut. Melalui dua kegiatan tersebut siswa dapat berimajinasi tentang keadaan alam pada saat itu, teknologi yang digunakan, serta dan aktifitas manusia pada jaman tersebut, sehingga siswa akan lebih jelas akan materi yang diajarkan oleh guru. Sedangkan dua kegiatan tersebut dapat diterapkan pada pelajaran lain, antara lain Bahasa Indonesia misalnya penerapan konsep teori dan praktik misalnya dalam pembahasan membaca puisi, seorang siswa harus dapat membaca puisi tersebut dengan benar mengenai intonasi, penggunaan tanda titik, koma, tanda tanya dan lain sebagainya. Dari hal tersebut siswa akan mudah memahami dari bacaan yang ditugaskan oleh guru apabila siswa gemar membaca. Oleh sebab itu budaya literasi sangat penting diterapkan di semua tingkat jenjang sekolah karena dengan literasi siswa akan mudah memahami mata pelajaran di sekolah dan dengan budaya literasi pula tingkat kecerdasan siswa akan meningkat .
OLEH: GUNAWAN, S.Pd
GURU SMP N 2 PURWODADI GROBOGAN