Dengan Kurikulum Merdeka, guru tidak lagi dibebankan dengan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) dan tuntutan materi pelajaran yang menumpuk. Dengan menerapkan Kurikulum Merdeka , guru lebih bisa berkreativitas dan bereksplorasi. Keunggulan lain dari menerapkan Kurikulum Merdeka adalah lebih relevan dan interaktif. Misalnya dalam pembelajaran melalui kegiatan projek, akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk mengeksplorasi isu-isu aktual , misalnya isu lingkungan, kesehatan, sosial dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila. Pembelajaran dengan berbasis projek atau project based learning dapat diterapkan di hampir seluruh mata pelajaran pada Kurikulum Merdeka. Sebagai contoh, pada mata pelajaran IPA, IPS, Penjasorkes, Bahasa Inggris berkolaborasi untuk mengadakan kegiatan projek yaitu praktek membuat Eco-Enzym.
Eco-Enzym dapat dijadikan sebagai cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya eco-enzym mempercepat reaksi biokimia di alam untuk menghasilkan enzym yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari sampah ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih rumah karena memberikan aroma asam yang dapat digunakan untuk pembuatan hand sanitizer , maupun sebagai pupuk alami dan dapat digunakan sebagai desinfektan yang mampu membunuh bakteri dan jamur sehingga dapat digunakan sebagai pestisida.
Dalam pembuatan Eco-Enzym peserta didik tidak hanya diberikan penugasan yang bersifat kognitif , tetapi juga dapat berupa projek. Siswa dilatih belajar mandiri, disiplin, jujur, kreatif, bernalar kritis, gotong royong/ bekerja sama dengan temannya dan belajar membuat karya yang dapat menghasilkan produk yang bermanfaat. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya siswa klas 7 SMP N 2 Wedi Kabupaten Klaten. Dengan kegiatan projek ini diharapkan akan meningkatkan minat belajar, pengetahuan dan keterampilan siswa serta guru, dan dapat meningkatkan dan menambah pengetahuan siswa.
Selain menyenangkan, pembelajaran seperti ini tentunya juga dapat mengembangkan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tujuan atau output dari pendidikan Indonesia saat ini diharapkan bisa membentuk setidaknya enam profil yaitu : berakhlak mulia, bernalar kritis dalam memecahkan masalah, mandiri, kreatif, mempunyai sikap gotong royong dan mempunyai sikap kebhinekaan. Enam output ini, oleh Bapak Menteri Pendidikan Nadiem Makarim , disebut dengan enam Profil Pelajar Pancasila.
Hal ini tentu sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( Sisdiknas ), yang menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Menurut Azyumardi Azra, dalam menghadapi era globalisasi ini, peran pendidikan adalah mempersiapkan anak bangsa baik secara individual maupun sosial, supaya memiliki kompetensi, keterampilan, etos kerja dan motivasi untuk beradaptasi aktif dalam aktualisasi dan institusionalisasi masyarakat yang madani ( Azyumardi: 2006 ). Sehingga dengan menerapkan Kurikulum Merdeka dalam kegiatan Projek ini dapat meningkatkan minat belajar siswa khususnya siswa klas 7 SMP N 2 Wedi Kabupaten Klaten.
Oleh :
KUSNIYAH, S.Pd
Guru SMP Negeri 2 Wedi Klaten