Mbak Ita: Perlunya Akhlak dan Budi Pekerti untuk Menyongsong Generasi Emas 2045

FESTIVAL : Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menghadiri Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) VIII yang digelar Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Quran (Badko LPQ) di SMKN 7 Semarang, Minggu (12/11/2023).

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong dinas dan lembaga pendidikan di Kota Semarang agar menanamkan akhlak dan budi pekerti bagi anak didik. Hal ini ia sampaikan usai menghadiri Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) VIII yang digelar Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan Quran (Badko LPQ) di SMKN 7 Semarang, Minggu (12/11/2023).

“Festival Anak Soleh Indonesia ini merupakan upaya untuk mengajak anak-anak berkegiatan positif yang tentunya berbasis agama,” ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya. Melalui festival ini, dirinya berharap anak-anak bisa menyongsong generasi emas 2045. Tidak hanya pintar secara pendidikan, tetapi anak-anak juga harus memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik.

Baca juga:  Banyak Kegiatan Seru di Pasar Karetan Camp & Music Festival 2018

“Kalau pintar secara pendidikan atau akademis, namun akhlak dan budi pekerti tidak bagus maka bisa menimbulkan berbagai masalah dalam keluarga, bahkan bisa menimbulkan masalah pula di lingkungan sekolah,” jelas Mbak Ita.

Anak-anak, lanjut Mbak Ita, harus mendapatkan pembelajaran budi pekerti seperti unggah-ungguh, sopan santun, bertanggung jawab, disiplin, jujur, adil, kepekaan sosial, bertanggung jawab, ikhlas, dan lain sebagainya.

iklan

Maka, katanya, belajar tidak harus terpaku pada pendidikan formal di sekolah saja, akan tetapi belajar bisa di LPQ sebagai lembaga pendidikan informal yang menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bidang agama.

“Kami berharap anak-anak di Kota Semarang bisa sehat fisik, pintar secara akademi, memiliki akhlak baik, iman yang kuat, sehingga bisa menjadi sosok-sosok yang andal, teguh, beriman untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.

Baca juga:  Mbak Ita: Mari Kita Penggunaan Transportasi Ramah Lingkungan

Mbak Ita menjelaskan bahwa, selama ini perhatian Pemerintah Kota Semarang terhadap LPQ amat besar. Dia mengatakan, guru-guru LPQ setiap bulan mendapatkan bisyaroh.

“Bisyaroh itu menjadi satu semangat untuk para pendidik. Coba kalau sekarang, gurunya atau pendidiknya tidak mau mengajar, itu akan membuat kita orang tua rugi. Sehingga dengan memberikan dorongan seperti itu, guru-guru akan semangat memberikan ilmunya kepada anak anak,” terang Mbak Ita. (sgt)

iklan