JATENGPOS. CO. ID, KUDUS-Turnamen sepakbola putri dalam ajang MilkLife Soccer Series 1 Tahun 2024, Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus selesai digelar. Di balik kemeriahan kompetisi tersebut, ada cerita unik dan mengharukan dari tim SDN Gedangan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Dimana sang pelatih yang juga guru olahraga sekolah dasar tersebut, rela menjual satu ekor kambingnya untuk membiayai murid-muridnya. Dengan harapan dapat mencetak prestasi di ajang sepakbola putri kategori U-10 dan U12 se Karesidenan Pati itu.
Agus Prasetyo sang guru olahraga pun menuturkan kepada awak media, bahwa saat hadir di Kudus benar-benar mengeluarkan modal yakni dari hasil menjual satu ekor kambingnya. Hasil dari jual kambing itu, untuk biaya operasional dari Rembang ke Kudus dan biaya hidup di Kudus selama sepekan.
‘’Kami berangkat bersama 24 siswa dari Rembang, dan di sini menginap di rumah warga dekat stadion,’’ kata Agus, ditemui di halaman Supersoccer Arena Rendeng, baru-baru ini.
Ditanya mobil yang dibawa, Agus menjelaskan, awalnya 24 anak itu naik bus dan truk untuk bisa sampai di Kudus. Namun setelah beberapa hari, sepuluh anak lainnya yakni kenal 1 dan 2 memilih kembali ke Rembang.
Alasan nekat membawa truk, dia menuturkan, tidak semua anak didiknya itu bisa sehat dalam perjalanan atau tidak mabuk perjalanan. Sehingga bagi yang suka mabuk dalam perjalanan, terpaksa naik truk.
‘’Kebanyakan anak-anak didik saya itu orang kampung. Maka sebagai besar mabuk perjalanan. Dan truk itu khusus yang mabuk,’’ ungkapnya.
Disinggung biaya, dirinya pun mengakui, sekolah tidak memiliki biasa untuk menerjunkan siswanya dalam kompetisi sepakbola putri yang digagas Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife itu. Sehingga keuntungan dari menjual kambing itu dikucurkan untuk biaya mengikuti kompetisi ini.
Selain itu, sebagian siswa ada yang sengaja membawa beras, lalu dimasak di rumah warga Rendeng. Orang tua siswi pun ada yang sengaja ikut, sehingga bisa membantu memasak.
‘’Sebagian dana juga hasil dari donasi warga di Rembang dengan total uang Rp 1,5 juta,’’ katanya.
Disinggung soal prestasi, dia pun mengakui belum mendapat kesempat meraih juara. Timnya harus tunduk dengan tuan rumah di babak 16 besar, yakni SDN 2 Rendeng dengan skor akhir 3-2. Tetapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya. Sebaliknya, dia merasa bangga anak didik dan sekolahnya bisa mengikuti kompetisi bergengsi di tingkat Pati Raya itu.
‘’Ya belum beruntung lagi. kami sudah dua kali ikut. Kami menilai kompetisi ini terbaik, mengingat di kota kami belum pernah ada,’’ pungkasnya. (han/rit)