SEMARANG – Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswi Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, di rumah Kos Jalan Lempong Sari Raya No.314 B Kota Semarang pada Senin (12/8) lalu, kini tengah didalami kepolisian.

Dalam kasus bunuh diri tersebut korban dr. Aulia Rima Lestari (AR), usia 30,nekat mengakhiri hidup di rumah kosannya dengan menyuntikan obat penenang.
Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono mengatakan, korban ditemukan telah meninggal dengan posisi miring seperti orang sedang tertidur dan wajah tampak kebiruan.
“Dari pemeriksaan yang kami lakukan, wajah korban biru-biru sedikit sama bagian pahanya dan dalam posis seperti orang tidur,” ujarnya, di lokasi kejadia, Kamis (14/8).
Lanjut Kapolsek, laporan tersebut berawal dari kecurigaan karena korban tak bisa dihubungi sejak pagi oleh pacarnya.
“Saat itu, kamar kos korban terkunci dari dalam dan rekan korban sempat mengira yang bersangkutan tak ada di kamar,” imbuhnyan.
Dijelaskan, pagi jam 7 atau jam 8 pacar korban menelpon tetapi tidak diangkat-angkat padahal ponsel korban tengah aktif.
“Lalu pacar korban minta tolong teman di rumah kos, namun kamar korban terlihat tertutup. Kemudian bersama ibu kos membuka kamar dengan kunci serep, namun tidak bisa karena dikunci dari dalam, akhirnya panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal,” terangnya.
Setelah kamar terbuka, polisi juga sempat memanggil dokter dan diketahui korban meninggal karena obat penenang. Obat penenang itu disebut disuntikkan sendiri oleh korban ke tubuhnya.
“Obat yang digunakan korban untuk pelemas otot yang dikatakan oleh dokter tersebut,” tandasnya.
Korban diketahui merupakan dokter ASN di Tegal yang tengah menempuh Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi di Undip.
Saat melakukan olah TKP petugas juga menemukan buku harian korban di kamar kos itu. Dalam buku harian itu, yang bersangkutan menceritakan beratnya menjadi mahasiswa kedokteran dan menyinggung urusan dengan seniornya.
Usai kejadian orang tua korban juga disebut langsung datang ke lokasi usai mendapat kabar tersebut.
“Pihak keluarga langsung meminta korban dibawa pulang tanpa di autopsi,” tutup Kompol Agus Hartono.
Hingga saat ini, petugas tengah melakukan penyeledikan lanjutan dan kasus tersebut, telah dilimpahkan ke Polrestabes Semarang.
Sempat beredar informasi, korban nekat bunuh diri karena dibully atau mengalami perundungan dari seniornya tempat kuliah di FK Undip. Namun pihak Undip membantah keras jika korban depresi akibat perundungan. Undip menyebut korban punya problem kesehatan yang diduga membuatnya depresi selama mengikuti pelajaran. Untuk menjaga rahasia pribadi korban, problem kesehatan apa tidak disebut pihak Undip. (ucl/jan)