JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Berangkat dari upaya meningkatkan pemasaran dan penjual melalui promosi dan branding produk didukung platform online, produk pelaku UMKM di Desa Trayu, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang meningkat dengan pemasaran hingga ke luar daerah.
Meski masih kategori Industri Rumah Tangga (IRT) produk yang dihasilnya sudah berkelas hingga dapat berambah ke berbagai daerah melalui pemasaran online. Awalnya, produk yang dihasilkan susah masuk platform online.
Berbagai jenis produk dikelola warga setempat memiliki keterbatasan masing-masing untuk dipasarkan secara online. Sebagai contoh usaha pembuatan sirup jahe memiliki keterbatasan pada jenis kemasan, yaitu menggunakan botol kaca yang menyulitkan pengiriman di pasar online.
Harus dicari alternatif kemasan yang lebih aman saat pengiriman. Usaha yang lain produk usaha pembuatan tahu yang hanya dikemas menggunakan plastik sehingga ketahanan produk kurang lebih hanya tiga hari. Belum bisa dipasarkan secara online.
Selain itu, ada usaha lainnya seperti budidaya jamur tiram, keripik gembus, roasting kopi dan snack ringan belum mempunyai platform online sehingga perlu diadakannya tindak lanjut dari masalah yang dihadapi.
Diketahui, IRT di Desa Trayu ada 12 usaha, yaitu 3 unit usaha diantaranya berupa pembuatan sirup jahe merek Dewi Sri, Sido Makmur, dan Putri Gunung. Kemudian 3 usaha lainnya industri pembuatan tahu, 3 budidaya jamur tiram, keripik gembus mereka “Andita”, makanan ringan dengan jajan pasar merek “Berkah Rencang” serta roasting kopi merek “Kopi Contong”.
Sekretaris Desa Trayu Rini mengatakan, pihaknya mewakili para pelaku UMKM di desanya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang dan Tim Pelaksana Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPKO) Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran yang telah memberikan penyuluhan dan pelatihan mulai dari pengemasan yang lain, perluasan pemasaran secara online hingga bantuan pengajuan izin usaha.
“Terima kasih kepada Tim Pelaksana PPK Ormawa BEM UNW dan Diskumperindag Kabupaten Semarang atas sumbangsihnya membantu perajin kecil di desa kami. Penyuluhan dan pelatihan yang diberikan kepada perajin digunakan sebaik-baiknya untuk dipraktikkan. Dipastikan aplikasi dari pengetahuan yang diberikan dapat meningkatkan pemasaran usaha yang ditekuni perajin UMKM Trayu hingga ke luar daerah,” ujarnya.
Pendamping Dana Alokasi Khusus KUMKM Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu Penyuluh Disperindag Kabupaten Semarang, Hendra Adi Saputra bersama staf Bidang UMPRI, Abdur Rozak, S.E., M.M., Rudi Afianto dalam kesempatan ini menjelaskan, pemasaran berperan penting dalam penjualan produk, mulai dari kemasan, target pasar hingga permintaan dan kebutuhan konsumen.
Petugas Diskumperindag juga menyampaikan bahwa sebuah produk harus memiliki suatu identitas yang khas dan mencolok untuk mendukung pemasaran, dengan kemasan produk dapat diidentifikasi mengenai target pasar berdasarkan desainnya. Industri rumah tangga di Desa Trayu terkendala dalam desain kemasan yang kurang menarik dan belum memiliki identitas yang mudah diingat, maka Tim Pelaksana PPK Ormawa membantu membuatkan desain kemasan yang lebih menarik.
“Selain dari kemasan, hal dasar yang harus dimiliki sebuah usaha untuk menopang keberlanjutan usaha adalah Nomor Induk Berusaha (NIB). Ini merupakan nomor identitas pelaku usaha yang diatur dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI) tahun 2020,” jelas Hendra.
Dalam kegiatan penyuluhan tersebut petugas Diskumperindag membantu secara langsung dalam pembuatan NIB dengan mendaftarkan secara online bagi pelaku usaha yang menjadi peserta penyuluhan yang belum memiliki NIB.
Kegiatan penyuluhan tersebut dilakukan di Balai Desa Trayu, fokus pada peningkatan pemasaran dan penjualan melalui promosi dan branding produk oleh Tim Pelaksana PPKO UNW Ungaran bekerja sama dengan Diskumperindag dalam rangka memberikan materi strategi untuk meningkatkan pemasaran produk usaha di Desa Trayu. (muz)