JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani melanjutkan Sambang Warga ke Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kamis (24/10/24). Yasip mendapati laporan Ketua RW 7 untuk menyerap aspirasi dan masukan langsung dari warga.
Dalam kesempatan itu, salah seorang warga Kurdi Iryawan, melaporkan bahwa pelatihan dari salah satu dinas di Pemkot Salatiga dinilai tidak tepat sasaran dan tidak tepat guna, karena peserta pelatihan yang sebagian besar adalah ibu-ibu, ternyata diajak pelatihan bongkar kendaraan bermotor.
“Setelah pulang, sebagai Ketua RW saya bertanya mereka dilatih apa saja, karena pesertanya sebagian besar adalah ibu-ibu. Saya dikasih lihat fotonya, ternyata ibu-ibu sedang bongkar sepeda motor. Wah ini terobosan luar biasa. Tetapi menurut saya ini kurang tepat sasaran. Begitu pulang, mereka nggak ngerti mau mengerjakan apa, buka bengkel sepeda motor juga tidak ada alat dan nggak terbiasa,” kata Kurdi Iryawan.
Yasip mengakui, itulah masalah yang ia temukan sejak ia menjabat di Kota Salatiga, banyak pelatihan yang tidak tepat sasaran. Ternyata yang terjadi adalah, pihak dinas langsung membuka pendaftaran ke masyarakat tanpa lewat verifikasi RT dan RW. Oleh karena itu, mulai sekarang semua pendaftaran pelatihan yang menyasar warga masyarakat Kota Salatiga harus lewat RT dan RW.
Selain itu, Yasip juga mendapat keluhan perihal rencana pembangunan di masing-masing RW yang belum ada tindak lanjut dari pihak terkait dan isu begal, klitih dan tawuran di jalur JLS.
Perihal belum terlaksana rencana pembangunan di tiap RW, Yasip mengungkapkan adanya refocusing pada anggaran tahun 2024, karena realisasi pendapatan Kota Salatiga yang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Sehingga, mau tidak mau dan suka tidak suka, ada yang harus tidak dilaksanakan yang nantinya akan dilaksanakan di perubahan tahun 2025. Dan ia mengakui kekhilafannya karena tidak memberitahukan penundaan pelaksanaan kegiatan itu sampai ke level paling bawah.
Lebih jauh, Yasip menyampaikan terima kasih untuk informasi dan partisipasi warga Kumpulrejo terkait isu begal, klitih dan tawuran.Dikatakannya, Polres Salatiga sudah menyiapkan tim reaksi cepat untuk mengatasi hal tersebut.
“Dan kita akan memperbanyak lagi memasang CCTV.
Saat ini ada bantuan 1472 PJU (Penerangan Jalan Umum), supaya dipasang pada lokasi-lokasi yang rawan, karena di Kumpulrejo ini banyak sekali lokasi-lokasi yang belum diterangi dengan lampu penerangan,” ujar Yasip.
Hasil identifikasi dari pihak kepolisian menyebutkan, pelaku tawuran, klitih dan begal bukan orang salatiga. Rata-rata, pelaku tawuran berasal dari Semarang dan Boyolali yang kemudian mengambil tempat di tengah-tengah, yakni Salatiga. Begitu pula pelaku klitih dan begal yang berasal dari daerah lain.( deb).