JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Meskipun musim penghujan telah tiba, krisis air bersih masih menjadi persoalan utama di beberapa wilayah Sukoharjo. Desa-desa yang menjadi langganan kekeringan seperti di kecamatan Weru, Bulu, dan Tawangsari.
Salah satu wilayah yang terdampak adalah Desa Kedungjambal, Tawangsari, di mana krisis air bersih meluas hingga mencakup Dukuh Jambal dan Dukuh Jarum.
Menurut Kasi Kesejahteraan Desa Kedungjambal, Semi, yang mewakili Kepala Desa H. Suminto, krisis air bersih telah menjadi langganan bencana setiap musim kemarau di wilayah tersebut. Tahun ini, dampak kekeringan meluas hingga mencakup sekitar 1.600 warga di Dukuh Jambal dan Dukuh Jarum.
“Di Dukuh Jarum saja, ada sekitar 400 warga yang terdampak setiap tahun. Bahkan saat musim hujan, air yang muncul dari sumur berwarna keruh dan berbau besi, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi,” kata Semi, Jumat (22/11).
Selama ini, warga menggantungkan kebutuhan air bersih dari bantuan atau harus membeli dengan harga Rp 2.500-3000 per jeriken. Kondisi ini membuat warga sangat bergantung pada bantuan dari pemerintah maupun pihak swasta.
Namun, ada secercah harapan bagi warga Dukuh Jarum. Tahun ini, mereka menerima bantuan pembangunan sumur bor dari donatur perseorangan. Bantuan ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis air bersih di wilayah tersebut.
Paguyuban Sugeng juga hadir memberikan bantuan sosial berupa lima tangki air bersih tahap pertama kepada warga yang membutuhkan. Bantuan disalurkan di RW 6 dan 7 Dukuh Jambal serta RW 10 dan 11 Dukuh Jarum.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-16 Paguyuban Sugeng, yakni paguyuban yang terdiri dari pemilik nama Sugeng dari seluruh Indonesia. Selain memberikan bantuan air bersih, juga dilakukan santunan kepada anak yatim.
Koordinator baksos, Sugeng Widodo, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membantu warga yang mengalami kesulitan air bersih akibat dampak kekeringan berkepanjangan.
“Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat yang setiap tahun selalu menghadapi krisis air bersih, terutama di daerah rawan kekeringan seperti Kedungjambal,” ujarnya.
Dengan adanya inisiatif seperti yang dilakukan Paguyuban Sugeng Indonesia dan donatur lainnya, warga berharap permasalahan krisis air bersih dapat teratasi secara berkelanjutan. (dea)