JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Sejumlah kasus penipuan yang seringkali ditemukan khususnya saat bertransaksi finansial bisa bermula dari bocornya data pribadi. Kelengahan kita menjaga data pribadi boleh jadi karena kita tidak sadar menyajikan informasi diri dan mengunggahnya di media sosial.
Dalam video edukasi Bank Indonesia, penekanan mengenai perlindungan data pribadi konsumen menjadi sebuah hal yang wajib dilakukan. Apalagi di era digitalisasi seperti sekarang ini dimana orang bisa dengan mudah mengakses data dan informasi.
Salah satu cara oknum penipu ini masuk melalui penyebaran informasi yang bertujuan mengelabuhi konsumen.
Sebut saja dengan pesan singkat bahwa yang bersangkutan mendapatkan hadiah jutaan dari undian sebuah produk perbankan misalnya.
“Waktu itu hampir tertipu Rp50 juta katanya dapat undian, ada arahan petunjuk sampai katanya disuruh mengirim nomor OTP yang masuk ke HP. Cuma ada suami yang mengingatkan bisa saja modus penipuan, akhirnya saya blokir nomornya,” kata Ariyani (41).
Belajar dari pengalaman tersebut, Ariyani pun berupaya tidak mudah terpancing dan lebih rajin untuk konfirmasi bila ada sesuatu hal yang mencurigakan baik transaksi maupun pesan yang masuk.
Ya, berbagai modus penipuan ini patut diwaspadai di tengah digitalisasi yang makin masif.
Akan lebih baik jika diperkuat literasi keuangan untuk menjauhkan diri dari risiko-risiko yang terjadi oleh ulah oknum penipu.
Kasus Ariyani ini mungkin hanya segelintir saja, padahal di luar itu cukup banyak pengaduan konsumen yang diterima Bank Indonesia. Korbannya malahan justru banyak dari kalangan urban yang melek teknologi.
Diiming-imingi hadiah memang menyenangkan, namun lain halnya jika dari sanalah buntut kejatuhan ekonomi yang bisa terjadi.
Bank Indonesia memberikan tips agar terhindar dari penipuan jalur digital. Yang paling utama adalah jangan bagikan username, PIN dan Pasword digital Anda kepada orang lain. Selalu jaga kerahasiaan data pribadi.(*)
