spot_img
33 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Rawan 53 Warga Suspect DBD

JATENGPOS.CO.ID,   SRAGEN – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) cukup mengkhawatirkan di Kabupaten Sragen. Lantaran Selama 2024 terdapat 7 orang yang meninggal akibat penyakit yang ditularkan dari gigitan nyamuk itu. Lantas pada 2025 ini udah ada beberapa kasus suspect dan 7 orang dinyatakan positif DBD.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Sragen dr. Sri Subekti menyampaikan pada awal tahun ini, terkait demam dengue atau suspect terdapat 53 laporan sejak awal tahun. Lantas yang dinyatakan DBD ada 7 orang. Sehingga total ada 60 kasus berdasarkan data terbaru, Senin (13/1).

”Tidak ada yang meninggal, dan semoga tidak ada. Kasus DBD tersebar di beberapa laporan puskesmas antara lain Plupuh, Sragen, Sambirejo, Miri dan Sumberlawang,” terangnya.

Baca juga:  Pelantikan Pengurus Pimpinan Cabang Fatayat Nu Kabupaten Demak Masa Khidmah 2022-2027

Sementara data yang dihimpun sejak Januari – Desember 2024, terdapat suspect sejumlah 3.418, lalu yang dinyatakan positif DBD yakni sebanyak 493 laporan, dan yang dinyatakan meninggal 7 orang.

Kenyataannya kasus pasien yang sampai ada yang meninggal yakni Kawasan kecamatan yang padat penduduk. Seperti di Gondang, Karangmalang, Sidoharjo, Tanon dan Ngrampal. ”Kasus terakhir oktober lalu,” terang Bekti.

Bekti menyampaikan jika ada laporan kasus, pihaknya selalu menindaklanjuti dengan melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) ke lingkungan sekitar pasien. Faktanya Kawasan yang ada pasien dipastikan angka bebas jentik nyamuk selalu rendah. ”Bahkan ada yang sampai 61 persen yang diperiksa. Artinya perilaku hidup sehat bersihnya yang kurang,” ujarnya.

Baca juga:  Polres Sukoharjo Dukung Ketahanan Pangan Siapkan 20 Hektar Lahan Sawah

Menurutnya ada perubahan perilaku Masyarakat yang signifikan. Misalnya dulu saat libur, digelar kerja bakti membersihkan selokan dan semacamnya. Namun sekarang banyak yang memilih healing, liburan, atau kulineran.

Bekti menyampaikan kader Kesehatan juga bergerak. Namun seolah-olah untuk masalah kebersihan ini menjadi urusan puskesmas. ”Sebenarnya lebih baik jika digelar kerja bakti bersama-sama,” tandasnya. (ars)

spot_img

TERKINI