JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Acara Silaturahmi Nasional (Silatnas) Gema Desa yang menandai HUT ke 17, mulai digelar di Stadion Manahan, Solo, selama dua hari Jumat (31/1) – Sabtu (1/2).
Gema Desa membuka kegiatan dengan Bazaar UMKM yang menampilkan berbagai produk unggulan dari desa-desa di Indonesia. Acara ini diikuti oleh 23 provinsi dengan total 66 stan, yang menampilkan produk lokal hasil binaan Gema Desa.
“Kami sangat berharap pemerintah hadir dalam pembinaan ekonomi kerakyatan ini. Para pengrajin dan pengusaha desa selama ini masih mengandalkan modal dari berbagai pihak, termasuk bank thithil yang membebankan bunga tinggi. Akibatnya, mereka sulit berkembang karena terjebak dalam beban bunga pinjaman. Kami berharap ada dukungan dari Anggaran Dana Desa (ADD), kabupaten, hingga provinsi agar praktik bank thithil ini bisa dihilangkan,” ujar Subari Pratondo Ketua Umum Gema Desa, saat membuka event, Jumat (31/1).
Selain itu, salah satu tantangan terbesar bagi UMKM desa adalah pemasaran. Banyak produk berkualitas tinggi yang dihasilkan, bahkan minim penggunaan bahan kimia, tetapi kesulitan dalam menemukan pasar yang tepat.
“Orang desa bisa produksi, tapi bingung pasarnya ke mana. Kami berharap dengan adanya pembinaan dari Gema Desa, produk-produk ini bisa terhubung dengan program-program pemerintah, sehingga pemasaran menjadi lebih luas dan efisien,” tambahnya.
Gema Desa juga menekankan pentingnya aspek pembinaan bagi UMKM desa, tidak hanya dalam produksi tetapi juga dalam aspek lain seperti branding, pengemasan, dan pemasaran.
“Ternyata tampilan itu penting. Produk yang bagus pun bisa kalah saing jika kemasannya tidak menarik. Karena itu, Gema Desa sedang mengembangkan branding dan kemasan yang sesuai dengan standar pasar,” ungkapnya.
Saat ini, jumlah UMKM yang tergabung dalam Gema Desa mencapai puluhan ribu di seluruh Indonesia. Namun, pembinaan masih terbatas pada pelatihan produksi dan pemasaran sederhana, seperti melalui rapat, arisan, dan hajatan warga.
“Kami belum banyak mendapat pembinaan dari pemerintah. Namun, setelah ulang tahun Gema Desa nanti, kami akan berupaya membangun kerja sama dengan pemerintah desa, kabupaten, provinsi, dan pusat agar kebijakan mereka bisa benar-benar menyentuh masyarakat desa,” jelasnya.
Berbagai produk yang dihasilkan UMKM desa cukup beragam, meliputi kuliner, fashion, batik, sepatu, kerajinan kulit, hingga pengrajin kayu. Namun, sering kali mereka menghadapi kendala harga bahan baku yang fluktuatif.
“Kami butuh lembaga yang menaungi dan melindungi usaha kecil ini, bahkan kalau bisa ada regulasi khusus untuk melindungi harga bahan baku. Saat panen raya, harga bisa anjlok, sedangkan saat stok sedikit, harga meroket. SDM di desa sulit bersaing dengan model bisnis seperti ini,” harapnya.
Melalui acara ini, Gema Desa berharap dapat membangun ekosistem ekonomi desa yang lebih kuat, dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat luas, agar UMKM desa dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
Waryoto, Ketua panitia menambahkan, Silatnas yang digelar didalam Stadion Manahan Solo akan dihadiri 18 ribu anggota Gema Desa dari 23 propinsi. Direncanakan perhelatan akbar ini akan dihadiri oleh Presiden RI serta tokoh-tokoh penting, termasuk Hasyim Joyo Hadi Kusumo sebagai pembina Gema Desa, Reza Patria (Wamendes) sebagai wakil pembina, serta seluruh perwakilan Kabinet Merah Putih.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin meneguhkan nilai gotong royong, prinsip utama Gema Desa, di tengah masyarakat,” tegas Waryoto. Dalam event tersebut juga akan disaj