JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Camat Tuntang Aris Setyawan mengambil air bening (Tirta Wening) di mata air Dusun Beji Rejo Desa Kalibeji menandai puncak prosesi susuk wangan Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Minggu (9/2).
Ikut serta pada acara itu Forkompimcam Tuntang, 16 Kepala Desa (Kades) Se-Tuntang, tokoh masyarakat, tokoh agama dan ratusan warga.
Air murni dari sendang tertua di Desa Kalibeji itu dimasukkan ke dalam kendi atau tempat air tradisional. Kemudian air dalam kendi itu akan dikirab keliling Kabupaten Semarang bersama-sama dengan air dari 19 kecamatan.dalam acara Kirab Merti Bumi Serasi peringatan HUT ke-504 Kabupaten Semarang.
Ketua Paguyuban Kades Se-Kecamatan Tuntang, Rohmat mengatakan, acara tersebut merupakan bagian dari merti Bumi Serasi yang dilakukan di 19 kecamatan di Kabupaten Semarang.
“Merti desa ini sudah berlangsung sejak delappan tahun lalu. Warga nguri-uri budaya dan ajaran yang baik.”
“Ini awal rangkaian menuju HUT Kabupaten Semarang 15 Maret. Air dari mata air di 19 kecamatan akan diarak berkeliling kabupaten dan berakhir di Masjid Agung Ungaran.”
“Air selanjutnya untuk jamasan pusaka kabupaten,” papar Rohmat yang menjabat Kades Sraten, Tuntang.
Menurutnya, Susuk Wangan ini tradisi membersihkan mata air yang juga merupakan perintah agama.
“Kita secara tersirat juga diminta dan selalu ingat pada jalan kebaikan, jalan yang lurus,” ucapnya.
Ada juga pelepasan burung perkutut sebagai lambang kebebasan. Pengambilan air oleh para tokoh dan Camat Tuntang.
“Air melambangkan kerendahan hati. Lalu, ada prosesi membungkus pohon sebagai lambang melindungi pohon dari kerusakan supaya sumber air tak habis,” jelasnya.
Diketahui, pada perayaan tahun lalu diadakan arak-arakan 12 tumpeng di Dusun Celengan, Desa Lopait, Kecamatan Tuntan, juga dilaksanakan penanaman tujuh pohon di sekitar mata air sebagai perwujudan kembali ke alam. (muz)