26.6 C
Semarang
Rabu, 17 September 2025

Harus Waspada, Stunting dan TBC Wonosobo Masih Tinggi 

JATENGPOS. CO. ID, WONOSOBO -Kondisi kesehatan warga Wonosobo perlu diwaspadai. Dari cek program Speling (Dokter Spesialis Keliling) di Desa Tegeswetan, Kacamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Rabu, 30 Juli 2025, diketahui masih banyak stunting dan TBC.

Hasil peninjauan Speling dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) diketahui jumlah stunting dan penyakit TBC di tempat tersebut cukup tinggi. Setidaknya ada 15 anak terdeteksi stunting.

“Tadi pasiennya hampir semua stunting. Dari awal masuk semuanya stunting. Kita beri intervensi seperti dikasih vitamin, penambah nafsu makan, dan edukasi.
Ini tadi saya sudah periksa 15 pasien stunting semua. Tadi yang terdaftar ada 35 pasien,” ujar petugas kesehatan saat bertemu Ahmad Luthfi.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, setidaknya ada 3-4 wilayah dengan angka stunting tertinggi. Rata- berada di wilayah terluar atau di pelosok. Salah satunya adalah wilayah Kecamatan Kepil.

Ahmad Luthfi mengatakan, pendeteksian tersebut merupakan salah satu tujuan dari program Speling dan CKG dengan melibatkan dokter-dokter spesialis. Ada 10 kegiatan Speling yang sudah dilakukan di Wonosobo.

Baca juga:  Bank Jateng Dukung Peningkatan Ekonomi dan Budaya Melalui Kebumen Fest 2025 

“Untuk kegiatan Speling dari 10 kegiatan yang kita lakukan di di Wonosobo. Dua yang menjadi atensi kita. Pertama, stunting yaitu anak-anak yang kami lakukan pemriksaan, kedua adalah terkait dengan TBC,” katanya.

Temuan terkait dengan stunting dan TBC akan dijadikan database provinsi maupun kabupaten untuk melakukan pantauan. Khusus untuk TBC, Ahmad Luthfi meminta kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dan Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan tracking secara menyeluruh.

“Mereka yang TBC akan kita lakukan tracing kepada seluruh keluarganya secara berturut-turut, ini akan mengangkat kesehatan masyarakat. Inilah gunanya intervensi dari Speling kita di seluruh Jawa Tengah,” tegasnya.

Sementara terkait dengan Gerakan Pangan Murah dilakukan untuk memberikan keterjangkauan harga bahan pokok kepada masyarakat. Di mana saat ini sejumlah harga bahan pokok mengalami fluktuasi. Kegiatan tersebut disambut meriah oleh masyarakat sekitar karena dapat membeli bahan pokok dnegan harga di bawah harga pasaran.

Baca juga:  Pikap Angkut 25 Orang Terjun Jurang Sedalam 50 Meter, 5 Tewas Lainnya Luka

Komoditas yang dijual di Gerakan Pangan Murah antara lain beras 7 ton dengan harga subsidi Rp11.000/ kg dari harga normal Rp13.500/kg; Minyak goreng 1.500 liter dengan harga Rp14.000 per liter dari sebelumnya Rp18.000; Bawang putih 200 kg. Disalurkan dengan harga Rp28.000/kg dari harga normal Rp36.000/kg; Bawang merah 200 kg, dengan harga subsidi Rp40.000/ kg dari Rp50.000/kg; Cabai 100 kg, dengan harga subsidi Rp 30.000/ kg dari semula Rp50.000/ kg.

“Kita juga siapkan Intervensi terkait dengan bahan pokok penting yang hari ini terjadi fluktuatif mulai dari telur, kemudian beras, minyak, gula dan sebagainya. Harapannya masyarakat bisa tercukupi agar tidak terjadi fluktuasi harga,” kata Luthfi. (ucl)



TERKINI

Rekomendasi

Lainnya