25.9 C
Semarang
Jumat, 14 November 2025

Perkuat Pertahanan Belanda, Dikenal Angker, Kini Disulap Jadi Taman Asri



JATENGPOS.CO.ID SALATIGA- Sebagai kota tua, Salatiga memiliki banyak bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang masuk Benda Cagar Budaya ( BCB). Salah satu peninggalan itu adalah Benteng Hock di komplek kantor Satlantas Polres Salatiga.

Sudah puluhan tahun bangunan benteng dan ruangan yang ada disitu dipakai untuk kantor Satlantas, meski di awal tahun 2025 untuk pelayanan sudah menempati bangunan baru yairu kantor Satpas di depan bangunan lama.

Bangunan kuno gaya Belanda yang terletak di Jalan Diponegoro itu memiliki bangunan utama yang megah dengan pintu dan jendela yang lebar. Ketinggian pintunya berkisar 6 meter, sedangkan jendelanya 3 meter.

Disamping bangunan utama ada bangunan pilar-pilar yang kokoh  dengan tembok yang tebal. Memasuki bagian dalam bangunan utama, lantai berupa marmer berukuran besar. Semua pintu maupun jendela yang ada masih tetap utuh.

Berdasarkan Inventarisasi Benda Purbakala dan Bangunan Bersejarah Kota Salatiga,  sejarah benteng Hock bisa dirunut. Di mana, di tahun 1700-an, Salatiga dinilai sangat strategis bagi Vereenigde Oostindische Cimpagnie (VOC) yang merupakan perusahaan dagang penjajah Belanda. Karena Salatiga bisa menghubungkan tiga kota besar sekaligus yaitu Semarang, Solo dan Jogjakarta.

Untuk memperkuat kekuasannya VOC di tahun 1746 dibangunlah Benteng Fort De Hersteller. Nama De Hersteller disinyalir merupakan nama kapal yang dipergunakan Gustaaf  Willem Barin van Imhoff untuk berlayar dari Belanda menuju Batavia tahun 1742.

Benteng Fort De Hersteller difungsikan oleh VOC untuk memasok pasukan militer yang setiap saat siap dikirim untuk memukul mundur segala bentuk ancaman.

Salatiga yang terletak di segitiga Semarang-Surakarta dan Jogja memiliki nilai yang sangat strategis dalam militer . Lokasi Benteng Benteng Fort De Hersteller ini diperkirakan  berada di markas Yonif 411/Kostrad, Salatiga ( saat ini) atau juga pendapat lainnya di sekitar Tamansari.  “Benteng itu sudah hancur, ada yang mengatakan dulu berada di Yonif 411 saat ini namun ada yang mengatakan di komplek Kalitaman,” ujar Sejarahwan Salatiga Edy Supangkat.

Memasuki tahun 1825, terjadi Perang Jawa, perang yang dikobarkan oleh Pangeran Diponegoro. Perang ini sangat menguras dana dan kas Belanda. Selain itu juga mengakibatkan ribuan tentara Belanda tewas. Terjadi instabilitas di Jawa Tengah sehingga  Belanda pun berusaha keras untuk membangun benteng yang kuat dan kokoh.

Melihat letak Salatiga yang sangat stretegis, Belanda akhirnya membangun Benteng  Hock untuk markas militer untuk mengantisipasi  ancaman yang datang setiap. Salatiga saat itu merupakan daerah yang juga ikut terdampak akibat Perang Diponegoro.  Setelah melalui berbagai pertimbangan, dipililah lokasi benteng baru di Jalan Toentang ( Jl Dipongeoro sekarang) yang dulumnya merupakan kawasan hunian bangsa Belanda dan orang-orang eropa lainnya.

Menempati lahan yang luas yang berada di jantung kota Salatiga  benteng itu dimaksudkan sebagai benteng pertahanan. Maka bangunannya pun dibuat besar dan kokoh. Benteng itu di desain  atas bangunan induk, kanan-kirinya berupa bangunan mirip sayap berjendela besar-besar dengan pilar-pilar  tinggi yang kokoh.

Karena arsiteknya adalah orang Belanda bernama Hock, akhirnya bangunan tersebut diberi nama Benteng Hock. Berapa lama benteng itu dibangun  belum diketahui secara pasti. Namun ketika bangunan benteng itu rampung dikerjakan sekitar tahun 1830, perjuangan Pangeran Diponegoro sudah padam setelah Sang Pangeran kena tipu muslihat Belanda.

”Ketika benteng sudah jadi, ternyata perlawanan Pangeran Diponegoro sudah padam, maka benteng yang kokoh itu akhirnya difungsikan untuk tangsi/mess  tentara Belanda,” jelas Edy Supangkat.

Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya di tahun 1947, setelah Belanda hengkang dari Indonesia, benteng ini dijadikan kantor polisi dan sekarang menjadi kantor Satlantas Polres Salatiga.

Awalnya tidak terawat dipenuhi semak belukar serta dijadikan parkir barang bukti kendaraan- kendaraan ringsek akibat kecelakaan, sehingga menambah kesan angker.

Diawali saat Kapolres Salatiga dipegang AKBP Yimy Kurniawan, halaman belakang komplek Satlantas dibangun rumah dinas bagi para anggota.  Berkelanjutan, di tahun 2020 lalu, atas prakarsa Kapolres saat itu yaitu AKBP Rahmad Darmawan, area Benteng Hock difungsikan juga sebagai taman, diberi penerangan yang memadai, diberi gazebo dan fasilitas penunjang lainnya. Juga ada kantin dan kafe. Kini benteng yang dulu dikenal angker itu disulap jadi taman yang asri. Masyarakat umum pun bebas jika mau bersantai di tempat itu. (deb/sgt)



TERKINI


Rekomendasi

...