26 C
Semarang
Senin, 22 Desember 2025

Nawal Yasin Dorong Warga Binaan Lapas Perempuan Semarang Jadi Pengrajin Batik Profesional

JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, mendorong warga binaan di Lapas Perempuan Semarang, menjadi pengrajin batik profesional setelah kembali ke tengah masyarakat.

Dia meyakini, keterampilan membatik yang diasah selama masa pembinaan, dapat menjadi bekal kemandirian ekonomi, sekaligus jalan untuk bangkit dan berdaya.

Hal tersebut disampaikan Nawal, seusai menghadiri kegiatan Fashion Show Batik Nusantara bertema “Benang Cinta Ibu Dari Balik Tangan yang Menguatkan”, dalam rangka Peringatan Hari Ibu ke-97 di LP Kelas II A Kota Semarang, Senin (22/12/2025) sore. Nawal hadir sekaligus menyukseskan program gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan wakilnya Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) di bidang perempuan, seni, dan budaya.

Pada kesempatan itu, dia menyaksikan beragam karya batik hasil kreativitas warga binaan, yang diperagakan di atas panggung. Menurut dia, karya-karya mereka memiliki motif indah dan bernilai seni tinggi.

Pihaknya pun mengapresiasi program pengembangan keterampilan membatik di Lapas tersebut. Bahkan dari balik jeruji besi, warga binaan mampu menghasilkan produk khas Batik Malini Padma.

Baca juga:  Pesan 12.000 Motor Listrik Ramah Lingkungan

“Saya mengapresiasi bagaimana warga binaan diikutsertakan untuk mengembangkan kreativitasnya, inovasinya, dan mereka bisa membuat satu karya batik yang hari ini di-launching. Namanya batik Malini Padma, khasnya adalah bunga teratai,” terang dia.

Dalam kegiatan itu, Nawal turut meluncurkan Batik Malini Padma bersama Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi, Kepala Kanwil Ditjen Permasyarakatan Jateng Mardi Santosa, anggota DPR RI Samuel Wattimena, dan Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng.

Melalui program pembinaan itu, Nawal berharap pengembangan pengrajin batik semakin kuat. Terlebih, Jateng adalah provinsi dengan jumlah pengrajin tertinggi di Indonesia, yakni sebanyak 2.299 unit produsen batik.

Di sisi lain, warga binaan juga diharapkan dapat terus mengaktualisasikan dirinya. Sehingga ketika bermasyarakat, mereka memiliki bekal dan mampu menjawab stigma buruk terhadap mantan narapidana.

“Mereka memiliki bakat yang sangat luar biasa, dan tentunya ini menjadi satu bekal untuk nanti ketika keluar dari Lapas, bisa berdikari sendiri dan menjawab stigma yang ada di masyarakat,” ungkap Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah ini.

Baca juga:  Ngesti Pandowo Pentas Mengikuti Selera Zaman

Lebih lanjut, Nawal mendorong Lapas Perempuan Semarang membekali warga binaannya, dengan pelatihan merancang kain siap pakai (ready to wear) yang saat ini tengah digelorakan.

Hal itu juga untuk mendukung visi Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, yang menjadikan sektor ekonomi kreatif sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.

“Kita harus mengembangkan dengan produk-produk ready to wear supaya memiliki value yang lebih, dan nilai jualnya lebih berkembang dan lebih tinggi,” tandas istri Wakil Gubernur Jateng.

Sementara, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imipas RI, Mashudi, mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurut dia, fashion show hari ini menunjukkan jika hasil pembinaan di Lapas dilakukan secara terarah, konsisten, dan bertanggung jawab.

Dia menegaskan, arah pembinaan Ditjen Permasyarakatan berfokus pada peningkatan kualitas pembinaan keterampilan dan kesiapan warga binaan, untuk kembali ke masyarakat.

“Kami menempatkan pembinaan kemandirian melalui pengembangan batik, koperasi, UMKM, sebagai bagian strategi pendayagunaaan warga binaan, sekaligus menguatkan ekonomi lokal,” kata Mashudi. (jan)



TERKINI

Mbak Ita, Tampil Anggun Fashion Show di Tahanan


Rekomendasi

...