JATENGPOS.CO.ID – Untuk bisa membuat pelajaran IPA menarik, maka guru harus mampu menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan minat dan tingkah laku siswa. Apabila dihubungkan dengan proses belajar mengajar, strategi adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Strategi belajar mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, tetapi juga termasuk di dalamnya materi atau paket pengajarannya ( Hamdani, 2011 ).
Menurut aliran Behavioristik pembelajaran adalah usaha guru untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Dengan menyediakan lingkungan yang menarik bagi siswa dan ketepatan strategi pembelajaran yang tepat, maka persepsi selama ini yang digambarkan siswa bahwa pelajaran IPA adalah pelajaran sulit akan berubah menjadi pelajaran yang mudah dan menarik.
Hakikat IPA sejatinya terbagi menjadi tiga, (1) IPA sebagai produk yaitu Siswa tidak hanya di jejali konsep – konsep IPA berupa teori, tetapi siswa harus mengembangkan konsep IPA yang diterima sebagai hasil produk, (2) IPA sebagai proses yaitu siswa tidak hanya menerima teori IPA secara mentah, tetapi harus dilakukan pembuktian melalui proses kegiatan praktikum, (3) IPA sebagai sikapyaitu siswa dalam menyajikan data hasil penelitian harus shahih dan objektif. Ini akan melatih sikap siswa memiliki sikap kejujuran, tanggungjawab dan logis.
Salah satu bentuk inovasi pembelajaran adalah penggunakan alat peraga yang tepat dan menarik. Alat peraga adalah wahana fisik yang alami maupun buatan mengandung materi pembelajaran. Alat peraga IPA dalam pengertian terbatas yaitu sebagai alat bantu pengajaran. Dengan adanya alat peraga siswa akan mengikuti pelajaran IPA dengan gembira, sehingga minat untuk mempelajari IPA semakin besar. Siswa akan senang, tertarik dan bersikap positif terhadapa pelajaran IPA.
Berdasarkan sumbernya alat peraga dapat diperoleh secara alami dan buatan. Alat peraga alami ( Natural ) dapat diperoleh melalui lingkungan sekitar berupa tumbuhan dan hewan. Contoh materi kompetensi dasar klasfikasi tumbuhan, guru dapat menggunakan berbagai macam tumbuhan yang ada disekitar lingkungan sekolah sebagai alat peraga. Siswa diajak turun langsung untuk mengobservasi, mengidentifikasi, menganalisis jenis – jenis tumbuhan berdasarkan perbedaan dan persamaannya.
Sedangkan alat peraga lainnya adalah alat peraga buatan ( artificial ) merupakan alat peraga hasil modifikasi atau meniru aslinya. Di dalam kompetensi dasar IPA ada materi tentang ekosistem. Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Komponen di dalamnya meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer. Hubungan timbal balik tersebut akan menimbulkan interaksi antara mahluk hidup. Interaksi antar mahluk hidup dapat menciptakan proses makan dan di makan.
Guru dalam mengajarkan materi ini berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis, biasanya mengajar dengan mengajak siswa untuk membuat diagram jaraing – jaring makanan dan rantai makanan. Guru membuat model alat peraga jaring – jaring makanan dengan menempelkan berbagai gambar jenis hewan dan tumbuhan. Gambar jenis tumbuhan dan hewan di peroleh dari koran, majalah, atau internet. Hasil dari gambar jenis tumbuhan dan hewan tersebut akan di susun seseuai dengan tingkatan trofiknya.
Pembuatan alat peraga ini akan lebih menarik bagi siswa, jika diagram jaring – jaring makanan bukan terbuat dari gambar tumbuhan dan hewan, tetapi dapat di ganti dengan mainan ( dolanan ) anak – anak. Mudah sekali memperoleh gambar hewan pada dolanan anak berupa boneka – boneka plastik yang membentuk berbagai macam jenis tumbuhan dan hewan. Jenis binatang apapun dapat di peroleh melalui mainan anak yang terbuat dari boneka – boneka kecil plastik.
Apapun bentuk alat peraga yang bertujuan untuk memotivasi siswa belajar akan sangat bermanfaat, terutama pelajaran IPA. Kelebihan alat peraga antara lain, (1) menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran lebih menarik, (2) memperjelas makna pelajaran sehingga siswalebih mudah memahami, (3) metode mengajar lebih variasi karena siswa tidak bosan.
Alternatif inovasi pembelajaran dengan pendekatan yang lebih akrab dengan dunia siswa ini membuat siswa lebih menyenangi dan mencintai mata pelajaran IPA secara wajar, alami dan lebih bermakna. Siswa tampak menikmati keterlibatan langsung dalam proses belajar melalui pembuatan alat peraga, pengamatan lingkungn secara langsung. Kegiatan belajar yang disesuaikan dengan dunia siswa, menjadi sebuah alternatif pembelajaran. Siswa mencintai mata pelajaran IPA dengan lebih antusias. Apa yang selama ini menjadi persepsi yang salah, kaitannya IPA adalah pelajaran yang sulit, akan berubah menjadi pelajaran yang asyik dan menarik.
Alimah, S.Pd
Guru SMP 1 Jekulo Kudus