Koran Bekas Ciptakan Kreatifitas Pada Anak

Atik Dianarti, S.Pd. TK Pertiwi Kalijambe, Kec Bener, Kab Purworejo
Atik Dianarti, S.Pd. TK Pertiwi Kalijambe, Kec Bener, Kab Purworejo

JATENGPOS.CO.ID – Usia Taman kanak-kanak adalah masa yang peka untuk menerima rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Anggapan bahwa Pendidikan baru bisa di mulai setelah usia Sekolah Dasar yaitu usia 7 tahun ternyata tidaklah benar, bahkan Pendidikan yang dimulai usia (4-6 tahun) pun sebenarnya sudah terlambat.

Karena menurut Benyamin S Bloom seorang Ahli Pendidikan dari Universitas Chicago Amerika Serikat, mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai 50%, hingga usia 8 tahun mencapai 80%, artinya bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maximal, maka otak anak tidak akan berkembang secara optimal.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, perkembangan anak dibagi dalam 5 aspek yaitu nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, Bahasa dan social emosional. Kelima aspek ini saling berkaitan dan mendukung satu sama lain dan mempunyai peranan yang penting serta turut menentukan keberhasilan seseorang di masa yang akan datang. Sehingga proses pembelajaran di PAUD harus dirancang untuk mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh.

Baca juga:  Boneka Tangan, Tingkatkan Minat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kemampuan fisik motoric anak usia PAUD dibagi dalam 3 kemampuan dasar yakni Motorik Kasar, Motorik halus dan Kesehatan Fisik. Materi yang diberikan merupakan dasar-dasar yang bersifat pengenalan saja. Disamping itu, dalam penyampaian materi juga harus disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan anak masing-masing, jangan sampai memaksakan kepada anak.


Langkah awal yang perlu dilakukan guru dalam meningkatkan kreatifitas anak dalam motoric halus adalah menarik minat anak untuk mengenal lebih dalam tentang kreatifitas. Sehingga guru harus mampu memilih dan menggunakan metode maupun media yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran pada Pendidikan anak usia dini yaitu berorientasi pada perkembangan anak, berorientasi pada kebutuhan anak, bermain sambal belajar, stimulasi terpadu, lingkungan yang kondusif, menggunakan pendekatan tematik, aktif, kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan, menggunakan berbagai media/sumber belajar, mengembangkan kecakapan hidup, pemanfaatan tehnologi informasi, konkret/pembelajaran secara langsung.

Baca juga:  Menghidupi Bahasa Jawa, Membangun Tata Krama

Salah satu prinsip pembelajaran yang sangat penting untuk diperhatikan adalah pembelajaran di PAUD hendaknya disampaikan melalui kegiatan bermain. Apabila kegiatan dilaksanakan secara akademik, maka dapat menjadi beban bagi anak serta menghilangkan suasana menyenangkan yang seharusnya diperoleh anak.

Dalam penyampaiannya guru sering menggunakan media berupa majalah anak, kertas lipat dan alat peraga lain yang sudah tersedia. Media ini sudah banyak dikenal dan digunakan oleh anak sehingga lama kelamaan anak merasa bosan. Akibatnya, partisipasi dan minat anak dalam mengikuti pembelajaran kurang maksimal. Anak banyak yang bercerita ataupun bermain sendiri-sendiri sehingga materi yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh semua anak.

Untuk itu saya menggunakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media yang baru yakni dari koran bekas yang mudah di dapatkan. Diharapkan dengan penggunaan media ini dapat menarik perhatian anak sehingga anak lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan dan dapat mencapai hasil yang maksimal. Anak juga dapat membuat kembali dirumah.

Baca juga:  Muatan Karakter dalam PPkn Tingkatkan Kedisipinan Siswa

Koran bekas digunakan untuk media melipat, meremas, menggunting dan menempel. Anak bisa menciptakan hasil karya yang begitu beragam, dengan menghasilkan topi, perahu, tas, bola, topeng, bunga, boneka, mozaik dari koran bekas tersebut. Tekstur kertas koran yang lembut ternyata sangat disukai anak PAUD, meraka terlibat secara aktif penuh kreatifitas dalam interaksi Pendidikan melalui proses mengamati, mencari, menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan, mengkomunikasikan dan membuat laporan sendiri tentang suatu focus pembelajaran.

Atik Dianarti, S.Pd.
TK Pertiwi Kalijambe, Kec Bener, Kab Purworejo