BMW Tingkatkan Membaca Menulis Permulaan

Dyah Wahyu Kartiningsih, S.Pd.SD Guru SDN 2 Gintungan, Gebang, Purworejo
Dyah Wahyu Kartiningsih, S.Pd.SD Guru SDN 2 Gintungan, Gebang, Purworejo

JATENGPOS.CO.ID, – Pembelajaran membaca menulis permulaan  merupakan menu utama  kelas I di SD (sekolah dasar). Hal ini disebabkan karena anak kelas I merupakan masa peralihan bermain dari TK atau  lingkungan rumah ke dunia sekolah yang merupakan landasan dasar utuk memperoleh bidang-bidang  ilmu lainnya ke kelas berikutnya.Hal pertama yang harus diajarkan pada masa permulaan di  kelas I adalah membaca menulis permulaan.

Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar yang lebih diorientasikan pada kemampuan “melek” huruf,. Maksudnya siswa dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi bermakna.. Tujuan membaca permulaan di kelas I adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat (Depdikbud, 1994/1995:4). Kelancaran dan ketepatan anak membaca permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas I.

Sedangkan menulis permulaan merupakan suatu ketrampilan berbahasa yang lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Siswa dilatih untuk  dapat menuliskan lambang-lambang tulis yang mirip dengan melukis/menggambar. Selanjutnya bermaknamenjadi gagasan,pikiran, perasaan ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang dikuasainya. Ketrampilan menulis seseorang tidakakan dimilikisecara otomatis, melainkan melalui latihan dan praktik secara terus menerus.

Baca juga:  Nilai Pendidikan dalam Novel Matahari

Namun kenyataan di SD  tempat kami mengajar, guru mengalami kendala dalam mengajarkan membaca menulis permulaan di kelas I. Hal ini disebabkan karena : 1) Buku materi  kelas I  bacaannya terlalu panjang sehingga siswa mengalami kesulitan , 2) Kurangnya motivasi belajar siswa, 3) Media penyampaian guru kurang menarik, 4) Usia siswa kelas I yang belum memasuki masa “melek” huruf. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca menulis permuaan dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca menulis sebagai sesuatu yang menyenangkan. Suasana belajar harus diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa dalam pembelajaran  Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang masih senang bermain. Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Untuk mengatasi permasalahan tersebut , guru perlu media  yang menarik dalam meningkatkan membaca menulis permulaan di kelas I SD  yaitu  dengan Bermain Model Wayang (BMW).


Baca juga:  Njawani Dengan Mahir dan Bangga Berbahasa Jawa

Cara membuat  BMW (Bermain Model Wayang) adalah sebagai berikut:1)Siapkan 10 gambar hewan dan tumbuhan yang menarik, 2) Gunting gambar tersebut, 3) Tempelkan guntingan gambar tersebut pada  kertas manila ukuran 10cm x 15cm, 4) Siapkan lidi/bilah kayu stik ukuran 15 cm yang sudah disigar bagian tengahnya, 5) Masukkan gambar ke lidi/bilah kayu stik yang sudah disigar tengahnya, 5) Rekatkan dengan lem fox/kastol  agar lebih kuat.

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan BMW  adalah sebagai berikut:1) Guru menyiapkan model wayang gambar yang telah dibuat, 2)Salah satu siswa berdiri di depan kelas dengan memegang gambar dan menyebutkan  secara lisan ciri-ciri khusus gambar tersebut. Misalnya gambar harimau, cirinya berkaki 4, hewan buas, hidup di hutan, makannya daging, menakutkan, warnanya loreng/tutul, 3) Siswa yang tidak memegang gambar menulis ciri khusu gambar dengan bimbingan guru, 4) Lakukan siswa secara bergantian memegang model wayangyang berbeda. 5)Dengan bimbingan guru, seluruh siswa membaca tulisan  dari cerita gambar tersebut.

Baca juga:  Pembiasan PAI Sukseskan Pendidikan Karakter di SMP 1 SRAGEN

Pada hakekatnya seluruh media pembelajarantidak ada yang sempurna, selalu ada kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran melaui BMW adalah:1) menarik karena anak asyik bermain, 2) siswa lebih aktif  dalam belajar, 3) melatih keberanian siswa , 4)dapat meningkatkan kelancaran membaca menulis permulaan.Adapun kelemahan pembelajaran BMW adalah:1) memerlukan waktu lama, 2) memerlukan kreatifitas dan kreasi guru. Dan ini tidak semua guru memilikinya, 3) siswa yang malu, akan kurang terlibat dalam pembelajaran.

Guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan ketrampilan membaca menulis. Peranan strategis tersebut menyangkut peran guru dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan pembelajarn BMW dapat sebagai fasilitator, motivator dalam proses pembelajarandi sekolah khususnya di kelas 1. Harapannya, bila siswa kelas I sudah lancar dalam membaca menulis,  akan mudah mengikuti pelajaran di bidang studi lainnya.

Dyah Wahyu Kartiningsih, S.Pd.SD
Guru SDN 2 Gintungan, Gebang, Purworejo