Model Pembelajaran T-P-S Dalam Pembelajaran IPA

Assani Nugroho, S.Pd.,M.Pd Guru SMP Negeri 1 Giritontro

JATENGPOS.CO.ID, – Dalam pelaksanaan proses pembelajaran mata pelajaran IPA  di SMP pada umumnya sering mengalami kesulitan. Bagi guru kesulitan biasanya muncul  dalam upaya menanamkan konsep IPA  pada siswa dan memilih metode yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada. Bagi siswa kesulitan sering dialami karena sebagian besar sudah memiliki anggapan bahwa pelajaran IPA  itu merupakan pelajaran yang sulit, tidakmenarik dan membosankan. Kondisi ini diperparah dengan munculnya rasa takut dari siswa baik ketakutan untuk mempelajari IPA  maupun takut pada guru. Akibat yang muncul dalam proses pembelajaran, peran aktif, perhatian, serta minat siswa menjadi rendah.  Hal ini berpengaruh langsung terhadap hasil belajar yang dicapai siswa rendah.Memperhatikanasumsidanrealitadiatas, makaperluadanyausahadalam melaksankanpembelajaran yang adaptif, kreatif, inovatif, meyenangkandanbermakna, sertamelibatkansiswasecaraaktif, meningkatkantanggungjawabsiswabaiksecara individual ataukelompok.

Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif( cooperative learning ). Pada model pembelajaran ini siswa diber ikesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya. Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif salah satunya adalah tipe Think-Pair-Share (T-P-S), karena memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

Baca juga:  Budayakan Literasi dengan Pojok Baca

Dalam T-P-S memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lainnya. Keunggulan T-P-S ini adalah: (a) memberi pebelajar kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain; (b) optimalisasi partisipasi pebelajar; (c) memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada pebelajar untuk dikenali dan menunjukkan partisipasinya kepada orang lain; (d) dapat digunakan pada semua mata kuliah dan semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia pebelajar.

Sedangkan langkah-langkah dalam T-P-S adalah sebagai berikut :Tahap 1 : Think ( berpikir ): Pembelajar mengajukan pertanyaan atau issue yang berhubungan dengan pelajaran, lalu pebelajar diminta untuk memikirkan pertanyaan secara mandiri beberapa saat. Tahap 2 : Pairing ( berpasangan ):Pembelajar meminta pebelajar berpasangan dengan pebelajar lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasikan. Tahap 3 : Share ( berbagi ): Pembelajar meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan.

iklan
Baca juga:  Tingkatkan Kemampuan Menulis Explanasi dengan Estafet Writing

Model pembelajaran kooperatif Tipe T-P-S memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai obyek pembelajaran, namun bisa juga sebagai tutor bagi teman sebayanya. Selain itu juga siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya. Pembelajaran kooperatif juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan-santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.

Baca juga:  Belajar Matematika Terasa Bergelora dengan “ARTIST”

Assani Nugroho, S.Pd.,M.Pd

Guru SMP Negeri 1 Giritontro

iklan