JATENGPOS.CO.ID, – Proses pembelajaran IPA cenderung konvensional pada ketercapaian target materi menurut kurikulum atau buku ajar bukan pada pemahaman konsep dan ketrampilan berpikir yang diperoleh siswa. Siswa cenderung menghafal seperangkat kata-kata, definisi, hukum-hukum, dan rumus-rumus yang mengakibatkan pengetahuan siswa menjadi tidak bertahan lama.Pembelajaran IPA menuntut siswa aktif, kreatif dan kritis.
Pembelajaran yang mengajak siswa lebih aktif, kreatif, kritis, rasional dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat menerapkan gagasan-gagasan baru yang dikembangkan melalui observasi ke dalam situasi. Oleh karena itu, guru mata pelajaran perlu mengembangkan model pembelajaran yang merangsang siswa aktif dan menyenangkan.
Model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang mengorganisasikan pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan adanya penggunaan materi pembelajaran oleh guru. Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang mampu mengembangkan tingkat kemampuan berpikir siswa adalah model pembelajaran CLIS (Children Learning In Science).
Model pembelajaran CLIS (Children Learning In Science) adalah suatu model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta mengkonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Model pembelajaran CLIS (Children Learning In Science) terdiri atas 5 tahap, yaitu: 1) Tahap orientasi merupakan tahapan yang dilakukan guru dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa.2) Tahap pemunculan gagasan ( Elicitation of ideas), merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk memunculkan gagasan siswa tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran. 3) Tahap penyusunan ulang gagasan ( restructuring of ideas),dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pengungkapan dan pertukaran gagasan (clarification and exchange), pembukaan pada situasi konflik (eksposure to conflict situation), serta konstruksi gagasan baru dan evaluasi (construction of new ideas and evaluation).4)Tahap penerapan gagasan (application of ideas), konsepsi yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk memperkuat konsep ilmiah tersebut. 5) Mengkaji ulang perubahan gagasan (review change ideas).
Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, klasifikasi, deduksi dan penalaran. Sedangkan kemampuan berpikir adalah kemampuan seseorang untuk menghubungkan beberapa pengetahuan yang telah dimiliki dan dapat mengembangkannya.Kemampuan berpikir ini menentukan tingkat kecerdasan seseorang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya (Sudono,A. 2015:57).
Cara mengukur tingkat keberhasilan melalui model ini melalui analisis data dengan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari data pada ranah kognitif berupa skor kemampuan (hasil belajar) siswa yang diambil dari nilai pre-test dan  post-test.Bentuk soal yang digunakan menggunakan soal essay. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari catatan harian observer / kolaboratorberdasarkan isian lembar pengamatan selama proses pembelajaran. Data kualitatif ini akan diperoleh penilaianranah belajar afektif dan psikomotorik.
Model pembelajaran CLIS (Children Learning In Science),menjadikan suasana kelas lebih menyenangkan dan komunikatif. Apabila siswa belajar dengan suasana yang menyenangkan, siswa dapat mengekspresikan pengetahuan yang dimilikinya sekaligus bisa mendapatkan pengetahuan baru. Rata-rata nilai dan kemampuan siswa pun mengalami peningkatan setelah guru menerapkan model pembelajaran ini. Dengan begitu, model pembelajaran CLIS (Children Learning In Science) bentuk kegiatan belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.