Membangun Kreatifitas dengan Prakarya

HARYATI, S.KOM Guru SMP NEGERI 2 KENDAL
HARYATI, S.KOM Guru SMP NEGERI 2 KENDAL

JATENGPOS.CO.ID, – Prakarya dalam kurikulum 2013 menjadi mapel wajib dilaksanakan oleh satuan pendidikan dari berbagai jenjang, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK. Dalam kurikulum 2013 pelajaran prakarya mempunyai peranan penting dalam mengembangkan potensi peserta didik dalam menyiapkan masa depannya. Pembelajaran prakarya yang dilakukan di dalam kelas  mencakup aktivitas dan materi pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menciptakan karya nyata, menciptakan peluang pasar, dan menciptakan kegiatan bernilai ekonomi dari produk-produk tersebut. Pembelajarannya terdiri dari 4 aspek yaitu  kerajinan, teknologi,  pengolahan, dan budidaya.

Materi prakarya yang diajarkan pada mata pelajaran prakarya disesuaikan dengan potensi sekolah dan daerah setempat karena sifat mata pelajaran ini menyesuaikan kondisi dan potensi yang ada di daerah tersebut. Penyesuaian ini didasarkan pada nilai ekonomis, sosiologis dan budaya. Ekonomis berarti peserta didik pada usia sekolah sudah dibekali dengan prinsip kewirausahan yang tentu saja bisa menjadi bekal mereka pasca sekolah. Sosiologi, karena ternyata teknologi tradisi mempunyai nilai – nilai kecerdasan kolektif bangsa Indonesia. Dan prakarya juga merupakan pengembangan budaya kearifan lokal, sehingga dapat memunculkan dan mengenalkan budaya lokal yang ada di wilayah tersebut bukan hanya secara nasional bahkan internasional. Dari 4 aspek mata pelajaran prakarya, sekolah  minimal di mengajarkan 2 aspek yang tentu saja dilaksanakan berdasarkan kebutuhan utama daerah tersebut. Namun, jika satuan pendidikan berkeinginan untuk menerapkan 4 ( empat ) aspek diperkanankan selama satuan pendidikan mampu menyediakan jam tambahan.

Baca juga:  Permainan Kuis, Tingkatkan KeterampilanMenyimpulkan Isi Berita

Harapan pemerintah dengan adanya pembelajaran prakarya pada kurikulum 2013 yaitu : membekali peserta didik pada pendidikan menengah dengan kemampuan berprakarya dan berinovasi sehingga peserta didik bukan hanya mampu untuk menghasilkan ide kreatif dalam berkarya tetapi peserta didik mengetahui tahapan – tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan sebuah karya. .

            Seperti prinsip mata pelajaran Prakarya pada kompetensi pengolahan adalah kreatifitas. Prinsip pengembangan materi adalah dititik beratkan pada proses pembelajaran dalam mengetahui aneka jenis bahan yang digunakan, kegunaan dan karakteristik masing – masing bahan, teknik pengolahan, urutan kerja serta sikap kerja yang tepat bukan hanya hasil produk semata.  Dalam pembelajaran pengolahan peserta didik tidak hanya diharapkan bisa memasak tapi juga mengerti seluk beluknya dari bahan, alat sampai proses pembuatannya sehingga dapat dikembangkan oleh peserta didik.

iklan

            Sedangkan dalam kompetensi budidaya, peserta didik dapat mempelajari budidaya ikan konsumsi dan ikan hias, karakteristik ikan, cara berkembang biak, waktu ideal untuk bertelur, dibesarkan dan dipanen, berbagai penyakit yang menyerang serta penanganan dan penanggulangannya, jenis pakan yang baik serta pembuatan wadah budidaya ikan. Berbagai tugas dan pekerjaan dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran.

Baca juga:  “ JAS SEHAT” Tingkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia di SMALB

Dari ilustrasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran prakarya tidak menitik beratkan pada hasil produk tapi proses yang terjadi dibalik pembuatan produk tersebut. Dari perencanaan, pelaksanaan sampe evaluasi sehingga peserta didik dapat belajar secara kreatif dan ilmiah sehingga menjadi manusia yang siap menyongsong masa depan.

Materi prakarya yang komplek dan memerlukan kreatifitas menimbulkan beberapa persoalan. Persoalan yang muncul diantaranya masih minimnya pendidik yang benar – benar berasal dari program studi prakarya. Tidak dapat dipungkiri, guru prakarya yang ada sekarang ini berasal dari latar belakang pendidikan yang beragam antara lain: guru TIK, guru tata boga, guru kerajinan, guru teknik atau guru mata pelajaran lain yang memang ditugaskan sekolah untuk mengampu mata pelajaran prakarya. Kondisi ini tentunya perlu menjadi fokus penting bagi sekolah, Dinas, Pemerintah Daerah, maupun Pemerintah pusat. Salah satu solusinya adalah dengan mengadakan pelatihan bagi guru mapel prakarya yang ada sekarang ini.

Baca juga:  Pembelajaran dengan “ATM”, Tingkatkan Pemahaman Konsep IPA

Masalah lain yang muncul adalah masalah fasilitas, baik sarana maupun prasarana yang ada di sekolah yang seringkali belum memadai karena keterbatasan dana yang ada. Bahkan belum banyak sekolah yang memiliki ruang keterampilan sendiri guna menunjang pembelajaran prakarya. Permasalahan yang ada dapat disiasati dengan berbagai cara. Ketersediaan berbagai sumber belajar di sekolah seperti buku dan internet sangat membantu pelaksanaan pembelajaran prakarya sehingga pendidik yang memang kurang berkompeten dalam mata pelajaran prakarya bisa lebih banyak belajar dari media tersebut. Proses belajar mengajarpun sekarang tidak terpaku hanya dalam ruangan sehingga kegiatan pembuatan produk atau praktek bisa dilakukan di rumah oleh peserta didik atau di ruang yang memang masih representatif untuk digunakan.

Pada mata pelajaran prakarya diharapkan dapat menumbuhkan kreatifitas siswa. Agar terbangun rasa ingin tahu dan rasa ingin berkreasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebaiknya disampaikan dengan lebih menarik dan bermakna. Dengan pembelajaran yang menarik dan bermakna diharapkan siswa lebih kreatif dan tertarik dalam memperdalam pembelajaran Prakarya. Mata pelajaran Prakarya mengajarkan sikap tekun, mandiri, disiplin, jujur, percaya diri, inovatif, kreatif dan pantang menyerah.

HARYATI, S.KOM

Guru  SMP NEGERI 2 KENDAL

iklan