JATENGPOS.CO.ID, Krisis mental mempengaruhi pembentukan karakter anak. Hampir di segala dimensi krisis mental menyebabkan luntur dan hilangnya nilai-nilai luhur bangsa, maka menjadi keharusan bagi bangsa ini untuk mengembalikan cita-cita bangsa melalui revolusi mental: membangun mentalitas ke arah yang positif. Upaya mengubah mentalitas ke arah yang positif di mulai dari pendidikan. Pendidikan mempunyai peran yang strategis untuk membangun generasi cerdas dan berkarakter.
Benarkah watak itu sifat psikis? Adapun watak merupakan sifat psikis manusia yang mempengaruhi pikiran dan tingkah laku seseorang berupa budi pekerti atau menjadi karakter seseorang. Mental merupakan karakter, tingkah laku, budi pekerti, atau tabiat seseorang yang di pengaruhi sifat batinnya. Lewat pendidikan anak dibantu untuk mengembangkan seluruh potensinya untuk berkembang sehingga menjadi manusia seutuhnya.
Spirit ! Ya, spirit menggerakkan berbagai komponen yang ada, sehingga manusia mampu mengembangkan pikiran, perasaan, psikomotorik, dan yang utama hati. Mengubah mental negatif bangsa telah dilakukan, melalui sub sistem pendidikan yaitu pembelajaran IPA. Anak dibantu untuk memahami fenomena alam dan mengembangkan sejumlah sikap sebagai dampak dari mempelajari IPA.
Revolusi mental itu perlu! Kepribadian manusia Indonesia belakangan ini semakin jauh dari cita-cita bangsa. Krisis mental terjadi di segala dimensi, terkhusus pada dunia pendidikan. Pelajaran IPA memiliki peran penting bagi peserta didik yang semula terlihat miris dan jarang menjunjung nilai-nilai luhur bangsa, agar kembali seperti semula melalui revolusi mental: membangun mentalitas ke arah yang positif. Seperti dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan mempunyai peran untuk membangun generasi cerdas dan berkarakter, dapat dimaknai sebagai usaha untuk membantu anak mengembangkan seluruh potensinya olah pikir, olah rasa, olah raga dan olah hati.
Pembelajaran IPA dapat menumbuhkan karakter siswa ?
Pendidikan dapat mengubah mental negatif bangsa melalui IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Pembelajaran IPA membantu anak untuk memahami fenomena alam dan mengembangkan sejumlah sikap sebagai dampak dari mempelajari IPA, sehingga siswa dapat meningkatkan proses berpikirnya. IPA memiliki beberapa unsur utama yaitu: 1) sebagai sikap munculnya rasa ingin tahu, jujur, teliti, dll serta hubungan sebab akibatnya, 2) sebagai proses pemecahan masalah meliputi metode ilmiah yang sistematis lewat kerja ilmiah, 3) sebagai produk, yaitu berupa fakta, prinsip, teori penerapan metode ilmiah dan konsep dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa akan mengalami proses pembelajaran secara utuh untuk memahami fenomena alam melalui kegiatan ilmiah dengan metode ilmiah dalam IPA yang disebut juga dengan istilah the way of thinking dimana siswa menerima dan memahami pengetahuan sebagai bagian dari dirinya dan diolah menjadi bekal mereka supaya muncul kecakapan dalam memecahkan berbagai fenomena alam dan masalah dalam kehidupan mereka. Proses pembelajaran IPA menitikberatkan pada suatu proses penelitian dan pemecahan masalah. Berbekal kemampuan ilmiah yang dimiliki, siswa mampu membangun pengetahuannya sendiri dan akan menumbuhkan karakter siswa. Dengan demikian belajar tidak lagi hanya dibatasi tempat dan terpaku pada guru di sekolah, namun siswa dapat melakukan ekplorasi pembelajaran yangi lebih berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas ditunjukkan oleh tingkat interaksi dan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan karakter siswa, secara umum dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran IPA dalam proses belajar di kelas, dengan menggunakan pendekatan, model, strategi dan metode belajar yang mengintegrasikan keterampilan-keterampilan berpikir dan strategi-strategi berpikir dalam menumbuhkan nilai-nilai mulia, yakni jujur, disiplin, kerja keras, bertanggungjawab, mandiri, teliti, berani berkomunikasi,dll. Pembelajaran IPA melalui penyelidikan (eksperimen/demonstrasi) dan diskusi yang dilakukan, siswa dibelajarkan dengan aplikasi prinsip-prinsip sains dan belajar selayaknya seorang ilmuwan, yang mampu mengatasi permasalahan krisis kemampuan ilmiah siswa dan karakter siswa. Penumbuhan dan pengembangan karakter dapat dilakukan melalui penggunaan model, strategi atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan proses sains bagi siswa, yaitu sejumlah keterampilan yang melatih siswa berpikir untuk menemukan suatu konsep melalui sejumlah langkah-langkah ilmiah yang biasa dilakukan oleh ilmuwan. (dokumen Parmo 2018).
Drs. PARMO, M.Pd
Guru SMP NEGERI 5 WONOGIRI