JATENGPOS.CO.ID, – Mengembangkan budaya literasi di kalangan peserta didik merupakan kemampuan yang saat ini sangat dituntut dari seorang guru. Literasi sangat dibutuhkan oleh siswa karena keterampilan dalam literasi akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar mereka berikutnya.Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh Word Economic Forum pada tahun 2015 ( baca tulis, numerasi, sains, finansial, digital, budaya dan kewargaan ), menjadi sangat penting untuk mencapai kecakapan abad 21. Untuk itu, keampuan literasi harus dikembangkan sejak kelas awal.Apabila kemampuan literasi di kelas awal tidak kuat, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menguasai kemampuan literasi tingkat lanjut. Dengan kemampuan literasi yang baik akan menunjang keberhasilan peserta didik dalam mempelajari semua mata pelajaran di sekolah. Selain itu, kemampuan literasi yang baik juga memiliki peran sentral dalam perkembangan spiritual, sosial,intelektual, emosional dan keterampilan siswa.
Salah satu strategi dalam pengembangan budaya literasi di sekolah adalah dengan cara menciptakan lingkungan belajar atau kelas yang literat. Khususnya di kelas awal, konsep kelas yang terpusat pada literasi memiliki tujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, menumbuhkan sikap positif pada kegiatan membaca, menulis, dan berkreasi, di mana pengetahuan yang diperolehnya melalui aktivitas itu dapat dimanfaatkan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Lingkungan kelas literat adalah lingkungan yang kaya akan media kebahasaan yang mendukung peningkatan kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan berkreasi. Adapun hal- hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kelas yang literat antara lain: (1). Tempat duduk siswa dibentuk menyerupai huruf U sebagai pusat pembelajaran.Bentuk tempat duduk semacam ini efektif untuk pengawasan secara menyeluruh. (2).Menyediakan sudut baca.Buku-buku yang disediakan di sudut baca hendaknya yang sesuai dengan karakter siswa kelas I Sekolah Dasar. (3).Menyediakan Sudut Pajangan Karya Siswa. Hasil karya yang dipajangkan merupakan bentuk penghargaan yang sangat berarti dan dapat menumbuhkan kompetisi yang sehat antar siswa maupun antar kelompok di suatu kelas, untuk lebih giat berusaha menghasilkan karya yang lebih baik. (4).Menciptakan banyak tulisan di kelas.Tulisan-tulisan di dalam kelas baik yang berupa cetakan maupun hasil tulisan guru atau bahkan tulisan siswa akan menjadi sumber belajar yang efektif bagi siswa.Tulisan-tulisan tersebut dapat berupa: nama- nama siswa, nama- nama hari, nama- nama bulan, nama- nama anggota tubuh, jenis- jenis permainan, silsilah keluarga, jadwal pelajaran dan sebagainya.Semakin banyak tulisan yang dipajang di kelas, semakin banyak hal yang dipelajari siswa tanpa harus menghafalnya, karena setiap hari dilihat dan dibacanya. (5). Membuat Peta Konsep. Dengan peta konsep siswa lebih mudah mengingat konsep yang disampaikan.(6).Menyediakan sudut menulis.Selain sudut baca, seyogyanya di dalam kelas juga disediakan sudut menulis, dengan disediakan alat- alat tulis, pensil warna, agar siswa dapat menuangkan ide kreatifnya melalui tulisan atau gambarnya. (7). Membiasakan kegiatan membaca15 menit sebelum pembelajaran dimulai.
Dalam pengembangan budaya literasi di sekolah, guru menempati garda terdepan dalam meningkatkan budaya ini. Literasi bukan hanya membiasakan siswa membaca dan menulis, melainkan bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dapat menghasilkan kebermaknaan yang mendalam bagi siswa. Selain itu, ada aspek penting lain dari budaya literasi ini, yaitu dapat menumbuhkan secara optimal bakat dan minat siswa yang terpendam sehingga mereka dapat berprestasi secara maksimal sesuai bakat dan minatnya masing- masing.
Rubiyah, S.Pd. MM.Pd.
Guru SD N Tegalombo Kalikajar Wonosobo