JATENGPOS.CO.ID, – Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia membutuhkan kehidupannya secara sempurna, dalam masyarakat tidak lepas dari peraturan yang ada, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Norma yang menjadi pegangan manusia dalam bermasyarakat.
Norma dalam peranannya terbagi menjadi 4 yaitu kesusilaan, kesopanan, agama, dan hukum, kesusilaan adalah peraturan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia, norma ini menentukan baik dan buruk tingkah laku manusia. Norma kesopanan merupakan ketentuan hidup yang bererupa sumber dari tingkah laku dimasyarakat, contohnya yang muda menghormati yang lebih tua.Sedangkan norma agama hubungan manusia dengan Tuhan tentang perintah dan laranganNya yang harus dijalani dan dihindari, demi keselamatan dunia dan akherat nanti. Norma hukum peraturan tertulis yang terikat dengan pasal pasal undang undang pemerintahan yang mutlak sehingga tidak boleh dilanggar maupun ditentang.
Sehubungan dengan pembelajaran pada norma seni tari memberikan ekspresi gerak yang ritmis dan indah, serta norma kesopanan dan kepribadian , dirangkai dengan estetika gerak yang lembut dan luwes. Dengan berpedoman pada 3 hal yakni wirama, wiraga dan wirasa. Wirama berhubungan irama music,sebagai iringan gerak (wiraga atau peragaan tari yang luluh bersama penghayatan gerak tari (wirasa). klasik khususnya .Hal tersebut terihat pada gerak tari dari gerak kepala sampai ujung kaki yang memberikan norma etika dalam pembelajaran seni tari.
Konsep normatif dalam tari klasik gaya Surakarta, dijelaskan oleh S.Ngaliman dalam istilah hasta sawanda delapan ketentuan dasar yakni pacak, pancat, lulut, wilet, luwes , ulat , irama dan gendhing. Adapun isi dari hasta sawanda adalah: pacak merupakan standarisasi (pathokan) yang harus ditaati dalam menari. .Pancat merupakan pola kesinambungan motif gerak di dalam suatu bentuk tari dengan gerak berikutnya yang harus terangkai secara urut . Lulut merupakan sifat gerak tari, yakni rangkaian gerak tari . Wiled adalah gaya individu dari penari yang ditetapkan dalam melakukan gerak tari . Luwes sifat yang tampak selaras dan harmonis yang muncul dari penari dalam penghayatan gerak yang dilakukan. .Ulat adalah perubahan pada ekspresi wajah. Hal ini dilakukan oleh penari untuk menyesuaikan peran yang dibawakan.
.Irama suatu ketukan tertentu untuk mengatur ketepatan dan tekanan dari suatu gerak tari,sedangkan gending adalah penari senantiasa harus mengerti tentang pola gendhing serta harus mengerti jatuhnya pemangku irama pada suatu bentuk .gending. Seni tari dapat membentuk pribadi mental yang selaras dengan kecerdasan. melalui gerak penari mampu menyampaikan pesan moral yang sekaligus sebagai pembentukan pribadi yang baik dan estetis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa normatife yang dilakukan melalui ekspresi gerak tari mampu menyampaikan pengalaman estetis sekaligus menuangkan pribadi pembentukkan norma sosial,pribadi yang halus , luwes mewujudkan ciri individu yang mampu membawa diri dan sebagai sosok menyenangkan. Melalui ekspresi gerak tari mampu menyampaikan karakter kepribadian lembut, galak, kasar, berwibawa dan tangguh.
Dra. Sri Nurhayati
SMP Negeri 1 Kradenan , Kab.Grobogan