JATENGPOS.CO.ID, – Kimia merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik. Pelajaran kimia berisi konsep-konsepbersifat abstrak, hafalan serta materi perhitungan yang memerlukan pemahaman konsep dengan baik. Dalam mempelajari kimia peserta didik dituntut untuk mampu menghubungkan antara konsep satu dengan konsep lain.Pengetahuan tentang hubungan antar konsep diharapkan akan membantu peserta didik memahami pelajaran kimia. Rendahnya pemahaman peserta didik dalam menghubungkan antar konsep menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar kimia. Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan belajar kimia dari lingkungan karena proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari lingkungan.
Pembelajaran kimia berbasis lingkungan akan menghapus kejenuhan menghafalkan konsep abstrak yang sulit dipahami danmenciptakan peserta didik yang cinta lingkungan, berkarakter, serta dapat meningkatkan pengetahuan pesertadidik. Belajar kimia dari lingkungan dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai laboratorium alam. Pengamatan yang dilakukan peserta didik di laboratorium alam akan memberikan kesan dan pengertian yang mendalam dibandingkan dengan penjelasan secara verbal. Menghubungkan pengetahuan peserta didik dengan pengalaman langsung di lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kimia.
Penggunaan lingkungan sebagai media belajar dapat merangsang efek visual dan emosional dari peserta didik. Pengalaman yang langsung dirasakan peserta didik membuat memori dalam otak menyimpan dan menginternalisasi realita yang ada menjadi sebuah asosiasi di otak membentuk suatu informasi bemakna dan lebih jauh lagi menjadi pembelajaran yang bermakna. Kegiatan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 40 ayat 2 yang menyatakan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.
Belajar kimia dari lingkungan memberikan kesempatan peserta didik untuk melakukan prosedur metode ilmiah, mulai dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesa, mengumpulkan data serta menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Pembelajaran berorientasi lingkungan memberikan kesempatan peserta didik untuk memahami proses kimia yang terjadi di lingkungan. Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran memberikan keuntungan karena tidak memerlukan biaya mahal dan dapat mendorong peserta didik untuk memiliki pengetahuan yang mendalam. Pembelajaran dengan media lingkungan lebih komunikatif karena benda dan peristiwa yang ada di lingkungan lebih mudah dicerna peserta didik. Lingkungan yang digunakan sebagai sumber belajar tidak hanya lingkungan sekolah tetapi juga lingkungan di sekitar tempat tinggal.
Contohnya, untuk materi termokimia, pendidik dapat mengajak peserta didik mengumpulkan sampah yang ada kemudian membakar sampah.Setelah selesai peserta didik diminta mencuci tangan dan menggunakan cairan antiseptik. Saat membakar sampah pendidik dapat menjelaskan konsep perubahan kimia, reaksi pembakaran, serta sistem dan lingkungan. Saat peserta didik merasakan panas akibat pembakaran sampah dapat dijelaskan konsep reaksi eksoterm. Ketika menggunakan cairan antiseptik peserta didik merasakan dingindapat dijelaskan konsep reaksi endoterm. Selain membuat lingkungan menjadi bersih, peserta didik juga lebih mudah mengingat konsep sistem dan lingkungan serta reaksi eksoterm dan endoterm yang semula bersifat abstrak.
Jadi, kesulitan belajar kimia karena konsep kimia yang abstrak bisa diatasi dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar kimia. Oleh karena itu, sebaiknya pendidik dalam menyampaikan materi kimia memberikan aplikasi nyata kimia dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar sehingga belajar kimia menjadi terasa mudah.
Bening Pamularsih, S.Si
SMA Negeri 1 Cawas