JATENGPOS.CO.ID, – Modal utama belajar Ilmu Pengetahuan Sosial adalah membaca. Ilmu Pengetahuan Sosial mudah dipahami jika peserta didik mau membaca materi pelajaran terlebih dahulu sebelum dijelaskan oleh guru. Disamping itu pengamatan terhadap gejala yang ada dalam masyarakat juga mempercepat pemahaman teori-teori yang ada. Gejala yang ada di masyarakat merupakan laboratorium nyata dari mata pelajaran IPS.
Motivasi membaca peserta didik di sekolah yang penulis ampu sangat rendah. Hal ini dibuktikan peserta didik pasif ketika proses belajar mengajar, mereka tidak memiliki bahan untuk bertanya. Hasil belajar peserta didik rendah. Banyak peserta didik yang mengerjakan pekerjaan rumah /PR di sekolah pada pagi hari dan melihat pekerjaan milik temannya. Ketika peserta didik diberi soal dalam bentuk tertulis mereka kesulitan memahami makna/arti teks. Jika diberi soal dalam bentuk lisan mereka cenderung diam dan kesulitan untuk menjawab.
Rendahnya motivasi membaca tersebut berdampak pada hasil belajar siswa pada mapel Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi rendah. Hal itu mendorong penulis untuk mengubah model pembelajaran di kelas. Model pembelajaran di kelas yang tadinya model ceramah dan tanya jawab penulis ubah dengan model pembelajaran Gallery Walk. Model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang bisa menarik peserta didik karena mereka dipaksa membaca materi Ilmu Pengetahuan Sosial dengan cara dibuat karya-karya yang dipamerkan di gallery-gallery. Materi-materi Ilmu Pengetahuan Sosial yang sesuai KD yang diajarkan dibuat hasil karya yang layak dipamerkan. Peserta didik harus membuat karya yang menarik dengan menghias atau mengubah dalam bentuk tabel atau gambar dengan spidol warna-warni.
Gallery Walk terdiri dari dua kata yaitu gallery dan walk. Gallery artinya pameran dan Walk artinya berjalan. Pada konteks model pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial Gallery Walk diartikan sebagai pameran kegiatan untuk memperkenalkan gagasan dalam bentuk pameran. Pada kasus ini peserta didik memamerkan gagasan hasil membacanya yang dituangkan dalam bentuk karya yang menarik. Karya yang menarik bisa berupa gambar atau skema sesuai materi yang telah dibaca dari berbagai sumber referensi seperti buku paket atau referensi yang lain.
Metode Pembelajaran Gallery Walk dilakukan dengan tahaban-tahaban : penulis membagi kelas menjadi 5/6 kelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari 5 peserta didik. Peserta didik diberi kertas bekas kalender yang dimanfaatkan yang berwarna putih dan spidol warna-warni. Tiap kelompok diberi topik/tema sesuai KD yang sedang dibahas yang harus dibaca dan dibuat sebuah karya yang menarik untuk dipamerkan dari hasil diskusi kelompok, Karya tersebut dibuat dalam bentuk gambar/skema dan dihias dengan menarik.Tiap kelompok diperintahkan untuk menempel hasil karyanya di dinding. Peserta didik diminta untuk berkeliling mengamati dan membaca hasil karya kelompok lain.Penulis meminta salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan kelompok lain.Langkah terakhir peserta didik mengoreksi karya kelompok lain.
Penerapan motode pembelajaran Gallery Walk di lokasi mengajar penulis bermanfaat karena bisa menggubah kebiasaan-kebiasaan peserta didik. Kebiasaan malas membaca dengan membuat karya yang akan dipamerkan memaksa peserta didik harus membaca. Peserta didik yang ketika diajar pasif berubah menjadi lebih aktif. Kebiasaan perserta didik berdiam diri ketika kegiatan belajar mengajar dengan Gallery Walk bisa berjalan-jalan untuk melihat pameran dengan membaca materi pelajaran. Disamping itu siswa secara tidak langsung diajari untuk memanfaatkan barang-barang bekas sebagai media pembelajaran
Gallery Walk adalah sebuah model pembelajaran yang sederhana yang bisa menumbuhkan minat baca peserta didik. Jika membaca sudah menjadi kebiasaan akan memudahkan peserta didik untuk memahami meteri-materi pembelajaran seperti Ilmu pengetahuan Sosial.
Sarwiyono, S.S., MM.Pd.
SMP Negeri 2 Mojotengah