Penerapan Pembelajaran Sistem Blok di SMK

Suharno, S.Pd. Guru SMK N 2 Sragen
Suharno, S.Pd. Guru SMK N 2 Sragen

JATENGPOS.CO.ID, –Bisa! Siap kerja, cerdas, kompetitif merupakan slogan SMK. Kurikulum berbasis kompetensi (competency base learning) sebagai cikal bakal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang digunakan menegaskan bahwa pencapaian target pembelajaran adalah tiap-tiap kompetensi. Sehingga yang dulunya satu kelompok pelajaran yang masih satu kaitan dijadikan satu, sekarang sudah dijadikan tiap kompetensi. Artinya, siswa akan lebih tuntas dalam mempelajari setiap pekerjaan (kompetensi) dalam satu mata pelajaran.

Sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, SMK berhak menerapkan pembelajaran semi-blok system (sistem semi blok) dalam penjadwalan proses belajar mengajar baik mata pelajaran normatif, adaptif maupun produktif. Pada semi-block system proses pembagian jadwal pelajaran didasarkan pada jumlah jam akumulasi yang telah ditentukan pada silabus (kurikulum). Teknis penyelanggaraan semi-block system yaitu jumlah kelas dalam satu angkatan (Program Keahlian yang sama) tersebut dibagi dua kelomok, yaitu kelompok Mapel Produktif dan kelompok Mapel normatif adaptif. Dua kelompok tersebut saling bergantian dimana untuk kelompok mapel normatif adaptif ada susunan jadwal tersendiri yang mengakomodir semua mata pelajaran yang ada dan untuk kelompok mapel produktif siswa mendapat materi produktif di bengkel masing-masing.

Baca juga:  SIMDIG Menarik dengan AMP CD Tutorial

Pembelajaran sistem blok dalam SMK dapat dilaksanakan melalui teaching factory (TeFa). Inovasi pembelajaran melalui TeFa adalah salah satu dari sekian banyak program revitalisasi SMK. Penerapan Teaching Factory di SMK perlu mendapatkan prioritas dari manajemen sekolah agar program ini dapat terlaksana dengan baik untuk mewujudkan tujuan revitalisasi SMK. Banyak institusi pendidikan berusaha untuk membawa praktik pendidikan dekat dengan industri. Sehingga Teaching Factory telah menjadi suatu pendekatan baru untuk pendidikan kejuruan dengan tujuan: (1) memodernisasi proses pengajaran dengan membawa kepada praktik industri secaran dekat; (2) mengungkit pengetahuan industri melalui pengetahuan baru; (3) mendukung transisi dari manual menuju cara bekerja otomatis dan mengurangi kesenjangan antara sumber daya industri dan pengetahuan industri; (4) meningkatkan dan menjaga pertumbuhan kekayaan idustri.

Baca juga:  Gali Potensi Anak Melalui PST !

Konsep dasar Teaching Factory adalah “Factory to Classroom” yang bertujuan untuk melakukan transfer lingkungan produksi di industri secara nyata ke dalam ruang praktik. Kehidupan produksi yang nyata sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi pengajaran yang berbasis aktivitas nyata dari praktik industri pada setiap harinya.

iklan

Pengembangan sistem pembelajaran berbasis Teaching Factory di SMK merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Based Educational Training (CBET) dan Production Based Education and Training (PBET), dalam pengertiannya bahwa suatu proses proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/konsumen.

Adapun langkahkebijakan yang dapat dilakukan dalam pengembangan Teaching Factory antara lain: (1) Implementasi pembelajaran CBET diarahkan menjadi PBET, yang kemudian berlanjut ke teaching Factory. Pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan dirancang dan dilaksankan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/konsumen. (2) Penyediaan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran ini bisa berupa bahan bacaan, media, alat peraga, atau alat pendukung lainnya. (3) Implementasi sistem pembelajaran Schedule Block. Sistem blok merupakan pengelompokan jam belajar efektif dalam satuan waktu yang terangkum memunkinkan anak didik mengikuti dan menerima materi pembelajaran secara maksimal dan utuh. (4) Pengembangan prakarya dan kewirausahaan. Untuk memberikan nilai tambah pagi siswa pendidikan menengah, setiap siswa perlu memperoleh wawasan mengenai prakarya dan kewirausahaan.

Baca juga:  Maksimalkan Ragam Potensi Murid melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

 Oleh karena itu Teaching factory merupakan sebuah metode pembelajaran. Ketersediaan kurikulum atau silabus membantu SMK dalam penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar.Jadi, pada dasarnya sitem pembelajaran blok dengan Teaching Factory diperlukan untuk mewujudkan kualitas pembelajaran di SMK. Serta untuk mewujudkankan siswa SMK yang siap kerja, cerdas dan kompetitif seperti pada slogannya. Serta dicari perusahaan-perusahaan besar, yang menanti kinerja lulusan yang siap kerja tersebut.

Suharno, S.Pd.

Guru SMK N 2 Sragen

iklan