JATENGPOS.CO.ID, – Apakah Indonesia negara maritim ? Langsung semua siswa di kelas menjawab dengan serentak. “ya, Indonesia adalah negara maritim”, “Ketika saya tanya lagi ‘kenapa Indonesia disebut sebagai negara maritim ?”. Lalu, mereka menjawab lagi “karena sebagian besar wilayah Indonesia berupa lautan.” Jawaban serupa tidak hanya berasal dari siswa. Ketika penulis menanyakan perihal yang sama dalam obrolan dengan rekan-rekan sejawat, juga mendapatkan jawaban yang sama.
Luas keseluruhan wilayah Indonesia 5.176.600 km2. Luas daratannya 1.999.443 km2, luas perairannya 3.257.357 km2, dan terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil. Dengan jumlah pulau sebanyak itu, Indonesia bisa disebut sebagai negara kepulauan. Lalu, apakah benar kalau sebagian besar wilayah Indonesia berupa perairan atau laut, maka secara otomatis Indonesia bisa disebut sebagai negara maritim?
Menurut Kusumastanto negara maritim adalah negara yang berdaulat, menguasai, mampu mengelola dan memanfaatkan secara berkelanjutan dan memperoleh kemakmuran dari laut (https:// www.researchgate.net, 19 Februari 2016). Dengan demikian, suatu negara dapat disebut sebagai negara maritim apabila sudah dapat mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya kelautan sebagai penopang pengembangan dan pemerataan pembangunan wilayah maupun sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Nah, kembali ke pertanyaan diatas, apakan Indonesia adalah negara maritim? Indonesia adalah negara kepulauan tetapi belum bisa disebut sebagai negara maritim. Perekonomian dan pembangunan Indonesia masih berbasis daratan. Paradigma maritim memandang laut sebagai keunggulan, sedangkan paradigma kepulauan memandang laut sebagai pemisah/penghambat. Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), pada tahun 2012 Indonesia menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah Cina dan India. Selain itu, perairan Indonesia menyimpan 70 persen potensi minyak karena terdapat kurang lebih 40 cekungan minyak yang berada perairan Indonesia. Dari angka ini, hanya sekitar 10 persen yang saat ini telah dieksplorasi dan dimanfaatkan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum merasakan peran signifikan dari potensi maritim yang dimiliki dengan belum dikelolanya potensi maritim Indonesia secara maksimal. Dengan beragamnya potensi maritim Indonesia, antara lain industri bioteknologi kelautan, perairan dalam (deep ocean water), wisata bahari, energi kelautan, mineral laut, pelayaran, pertahanan, serta industri maritim sebenarnya dapat memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Untuk membangun Indonesia menjadi negara maritim dibutuhkan langkah nyata, membentuk pilar-pilar yang kuat, diantaranya menyusun tata kelola laut dalam kerangka negara maritim; pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan IPTEK maritim; penguatan infrastuktur maritim; pemerataan ekonomi dan industri maritim di seluruh wiayah NKRI, membangun sistem transportasi laut yang sinkron dengan sistem logistik, membangun sistem pertahanan dan keamanan maritim yang handal; dan sebagainya.
Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia (POMADU)? Apa itu poros maritim dunia (POMADU)? Arti kata poros menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sumbu (gandar) roda dan sebagainya. Poros juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu hal yang ditengah, yang menggerakkan sesuatu di sekitarnya. Poros maritim dunia (POMADU) adalah sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut, serta fokus pada keamanan maritim. Dengan demikian poros maritim dunia, menjadikan laut sebagai jalan pemerataan. Poros maritim dunia bertugas untuk mengatur penyelesaikan batas maritim, penataan ruang laut dan diplomasi, pengembangan industri maritim, dan konektivitas laut, pengembangan industri sumber daya alam, dan jasa kelautan. Indonesia sebagai poros maritim dunia berarti Indonesia berada ditengah-tengah jalur perdagangan laut yang mempengaruhi perekonomian dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu saja Indonesia harus berhasil menjadi negara maritim yang kuat sehingga Indonesia dapat menjadi pusat jalur perdagangan perdagangan yang mempengaruhi perekonomian dunia .
Dra. Winarsi, guru Geografi SMA N 2 Cepu, Blora