JATENGPOS.CO.ID, Selama ini guru menganggap siswa sebagai obyek penerima saja. Padahal siswa adalah seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ( Dimyati dan Moedjiono, 1992:1). Hal ini tidak bisa dibiarkan karena siswa hanya berpikir secara abstrak dan hanya mampu menghafal sehinggaakan memperoleh pengetahuan kognitifnya saja. Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mampu membantu siswa dalam belajar untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Melibatkan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sangatlah penting, mengingat tingkat motivasi siawa kelas V SDN 2 Purwasana yang rendah. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa tidak hanya dituntut untuk memahami apa yang telah dipelajari tetapi siswa juga harus mampu memberikan contoh sosial yang nyata di lingkungannya.Motivasi siswa dalam pembelajaran pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar dan penguasaan materi yang disampaikan.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan siswa SDN 2 Purwasanabeserta guru kelas , beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain: 1) Rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini disebabkan karena penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi dan kurang menyenangkan. 2) Prestasi belajar peserta didik, hal ini dikarenakan metode yang digunakan masih didominasi metode ceramah sehingga siswa kurang termotivasi dan tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka diperlukan penanganan dan perhatian khusus terhadap kondisi tersebut. Hal ini dapat dicarikan solusi dengan mengunakan model pembelajaran yang mengajak siswa aktif dan menyenangkan. Salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah dengan model pembelajaran Index Card Match (mencari pasangan).
Indeks Card Match merupakan pembelajaran yang menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya, pembelajaran ini membagi kelas menjadi dua kelompok besar dimana satu kelompok akan diberikan kertas yang berisi pertanyaan sedang kelompok yang lain akan diberi kertas yang berisi tentang jawaban, kemudian masing-masing siswa akan mencari pasangan soal dan jawabannya. Kemudian siswa yang menemukan pasangannya akan duduk berdekatan kemudian meminta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh pada kertas. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
Kelebihan model pembelajaran Index Card Match yaitu: a) Siswa menerima satu kartu soal atau jawaban, namun melalui presentasi antar pasangan, b) Terjadi proses diskusi dan presentasi sehingga menguatkan materi yang hendak dipelajari, c) Siswa dapat mempelajari topik atau konsep lainnya.
”Langkah – langkah model pembelajaran index card match : (1) Guru membuat potongan – potongan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam kelas.Bagi jumlah kertas tersebut kedalam dua bagian yang sama. (2) Tulis pertanyaan tentang materi yang tela diberikan pada setengah bagian kertas yang telah di siapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. (3) Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat tadi. (4) Kocok semua kertas sehingga tercampur antara soal dengan jawaban. (5) Beri setiap siswa satu kertas. (6) Minta siswa untuk mencari pasangan mereka. Jika ada yang suda menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk atau berdiri berdekatan. (7) Setelah semua semua siswa berdekatan dan duduk sesuai dengan pasangan, setiap pasangan secara bergantian membaca soal yang diperoleh dengan keras kepada teman – teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan –pasangan lain”.
Barmadi, S.Pd.
SD Negeri 2 Purwasana Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara