Penyelarasan pembelajaran peserta didik sangat diperlukan, terlebih lagi pada suatu sekolah kejuruan. Dalam pembelajaran di suatu sekolah kejuruan siswa harus mampu menyeimbangkan antara kemampuan normatif, kemampuan adaptif maupun kemampuan produktif. Sedikit berbeda jika kita mengacu pada sekolah umum yang hanya mengacu pada keseimbangan antara kemampuan normatif maupun kemampuan adaptif saja. Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan kejuruan khususnya pembelajaran produktif mempunyai alokasi waktu pembelajaran yang lebih panjang di bandingkan dengan alokasi waktu pembelajaran normatif maupun adaptif. Alokasi waktu yang lebih panjang itulah, ternyata memberikan suatu bentuk permasalahan tersendiri dalam proses pembelajaran siswa. Kenyataan di lapangan secara umum pembelajaran produktif ini mempunyai suatu tingkat kesulitan tersendiri. Melihat kondisi jam pembelajaran yang panjang, jumlah siswa, maupun peralatan yang ada, pembelajaran produktif memerlukan suatu strategi pembelajaran yang lebih baik. Oleh sebab itulah proses pembelajaran dalam peningkatan prestasi siswa tersebut, maka seorang pendidik harus mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran mencakup suatu perubahan-perubahan pada desain pengajaran (Smith, 2009 : 13).
Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa. Untuk dapat membangkitkan motivasi inilah seorang pendidik harus dapat menggunakan model pembelajaran yang inovatif agar menimbulkan proses pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran yang menyenangkan sebenarnya merupakan strategi, konsep dan praktik pembelajaran yang merupakan sinergi dari pembelajaran bermakna, pembelajaran kontekstual, teori konstruktivisme, pembelajaran aktif (active learning) dan psikologi perkembangan anak. Anak akan bersemangat dan gembira dalam belajar karena mereka tahu apa makna dan gunanya belajar, karena belajar sesuai dengan minat dan hobinya (meaningful learning) karena mereka dapat memadukan konsep pembelajaran yang sedang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari, bahkan dengan berbagai topik yang sedang “in” berkembang di masyarakat.
Pembelajaran yang menyenangkan (Joyful Learning) sebenarnya adalah suatu kondisi penyampaian hal-hal baru kepada peserta didik / orang lain melalui keadaan yang diinginkan peserta didik tersebut. Dengan keadaan tersebut, maka peserta didik / orang tersebut merasa pendapatnya diperhatikan, pemikiran-pemikirannya dihargai oleh orang lain, sehingga kemudian akan lebih mudah menerima hal-hal yang akan menjadi pesan dalam proses tersebut. Guru perlu memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai oleh siswa sebagai bentuk pengakuan kemampuan siswa sehingga siswa merasa dihargai dalam menuangkan hasil pemikirannya.
Penggunaan job sheet dalam pembelajaran diperlukan oleh guru, hal ini diharapkan guru akan mengetahui kemajuan siswa. Penggunaan job sheet ini siswa mampu menunjukkan persaingan yang positif dalam prakteknya. Peserta didik juga didorong untuk mampu menuangkan ide-idenya dalam praktek. Oleh sebab itulah anak merasa senang dalam mengikuti pembelajaran.
SUTARNO, M.Pd., M.Si.
Guru TITL SMK Negeri 1 Miri Kabupaten Sragen