Banyak berita di media masa baik media cetak maupun elektronik yang memberitakan tentang perkelahian antar pelajar, pelecehan seksual, kekerasan antara pelajar, minum minuman keras dikalangan pelajar dan banyak lagi tindakan asusila lainnya yang membuat kita merasa prihatin dengan generasi penerus kita saat ini. Berita semacam itu menunjukkan gambaran pelajar yang pada kondisi krisis karakter yang tak bermoral. Refleksi di dunia pendidikan kita terutama pendidikan di sekolah kita masing-masing. Bagaimanakah siswa-siswa kita, apakah sudah memiliki karakter yang lebih baik? pakah Apakah siswa kita sudah berkarakter? Karakter yang bagaimanakah yang diharapkan? Siapa yang harus melakukan pendidikan karakter? Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang sekarang muncul dan kembali diperkuat oleh kebijakan yang menjadikan pendidikan karakter sebagai ”program” pendidikan nasional di Indonesia.
Ada banyak factor yang menyebabkan kurangnya moral pelajar saat ini, salah satunya adalah peranan gadget ( handpone, internet) dan kurangnya interaksi antara anak dan orang tua. Dengan adanya gadget pelajar secara bebas membrowsing ataupun mendownload sesuatu yang diinginkan dan rasa social terhadap lingkungan sekitar menjadi berkurang. Keberhasilan kita dalam mendidik siswa jika dapat mengembangkan kognitif, psikomotor dan afektif secara maksimal. Tetapi memang banyak masyarakat kita masih menganggap bahwa keberhasilan sebuah pendidikan ditentukan oleh nilai yang bagus. Kemampuan tiga ranah pokok itu dalam matematika dapat dikembangkan melalui peningkatan kemampuan literasi 4M yaitu membaca, menulis, mengkomunikasikan/melaporkan dan mendengarkan, sehingga akan dapat menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan antara lain : jujur, toleransi, disiplin, kerjakeras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai, komunikatif, gemar membaca, dan tanggung jawab.
Pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika memang butuh 4 M. Pertama kemampuan membaca, siswa dengan membaca diharapkan mampu mengeksplore kemampuannya memahami masalah berdasarkan yang diketahui dari apa yang telahdibacanya. Siswa diharapkan tidak hanya membaca teks tetapi juga bias membaca gambar atau kondisi dari suatu masalah. Kedua kemampuan menulis, dengan bimbingan siswa diajarkan menuliskan apa yang diketahui dari hasil membaca dan dapat menuliskan solusi yang diharapkan dari suatu masalah dengan tanggung jawab. Kemampuan menuliskan apa dan bagaimana solusinya itu diperlukan siswa untuk membangun karakter disiplin, kerja keras serta akan menumbuhkan kreatifitas siswa tersebut. Ketiga kemampuan mengucapkan/melaporkan, dengan hasil membaca, menuliskan solusinya diharapkan siswa akan melaporkan solusinya dengan lisan terhadap guru ataupun teman-temannya. Jika kemampuan itu dilakukan atas bimbingan kita selaku pendidik secara maksimal akan dihasilkan siswa-siswa yang berkarakter yang komunikatif, menghargai dan tanggung jawab. Keempat kemampuan mendengarkan, setelah memilki kemampuan membaca, menulis, dan mengkomunikasikan siswa diharapkan juga dapat mengembangkan kemampuan mendengarkan. Kemampuan mendengarkan siswa diharapkan tidak hanya sekedar mendengarkan, tetapi dengan bimbingan kita selaku pendidik/guru diarahkan untuk dapat menghargai setiap orang atau teman yang memberikan pendapatnya dengan cara menyimak dan mendengarkannya. Secara tidak langsung siswa akan berkembang karakter yang kuat tentang menghargai pendapat orang lain, rasa ingin tahu, peduli lingkungan dan tanggung jawab, serta karakter-karakter yang baik lainnya.
Semoga kita sebagai pendidik tidak menyerah dan tetap berusaha semaksimal mungkin agar anak didik kita menjadi siswa yang berkarakter yang baikdanmejadipenerus yang bertanggung jawab dalam memajukan bangsa dan negara. Amin.
.
Ngadiyono, S.Si.,M.Pd
Guru SMP Negeri 6 Sragen