Secara abstrak matematis, gradien atau kemiringan garis merupakan perbandingan antara titik-titik pada komponen y (jarak tegak) dengan komponen x (jarak mendatar) pada sebuah garis lurus. Beberapa hal yang berkaitan dengan gradien suatu garis pada koordinat cartesius yaitu: gradien garis tidak bergantung pada panjang atau pendeknya garis, gradien garis dapat ditentukan dengan memilih sebagian ruas garis, gradien positif menyatakan bahwa garis tersebut naik jika ditelusuri dari kiri ke kanan, dan gradien negatif menyatakan bahwa garis tersebut turun jika ditelusuri dari kiri ke kanan.
Materi gradien dan persamaan garis lurus pada kurikulum 2013 ada pada jenjang kelas VIII, Kompetensi dasar nomor 3.4 dan 4.4. Peserta didik kelas VIII rata-rata berusia 13 tahun. Permasalahan yang biasa dialami peserta didik pada kompetensi dasar 3.4 dan 4.4 ini adalah menentukan gradien garis, dengan berbagai bentuk dan berbagai hal yang diketahui. Salah satu penyebab utama permasalahan ini yaitu lemahnya pemahaman konsep awal gradien. Oleh karena itu, perlu kreativitas guru dalam menyusun pengalaman belajar bagi peserta didik untuk memahami konsep gradien secara utuh dan sempurna. Kreativitas guru dalam menyusun bahan ajar dan mengondisikan suasana belajar harus disesuaikan dengan karakteristik materi dan karakteristik peserta didik secara kognitif perkembangannya.
Salah satu kreativitas guru dapat dilakukan pada modifikasi bahan ajar ataupun media pembelajaran.Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik belajar dengan baik. Bahan ajar dapat berupa cetak (printed), audio, audio visual, dan interaktif.
Berkaitan dengan sifat materi gradien yang abstrak, dan menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik kelas VIII yang berada pada tahap operasi formal, juga SMP Negeri 3 Kepil yang mengusung branding sebagai Sekolah Hijau, maka gradien cocok dikenalkan dengan mediainteraktif berupa lingkungan, melalui benda konkret.Bagian dari lingkungan yang dapat diambil digunakan yaitu ranting pohon, yang banyak ditemukan di dalam area SMP Negeri 3 Kepil. Ranting pohon bermacam-macam bentuknya, dapat vertikal (tegak), horizontal (mendatar), miring naik ataupun miring turun (jika ditelusuri dari kiri ke kanan). Bentuk ranting ini sesuai dengan karakteristik gradien. Oleh karena itu, lingkungan, dalam hal ini ranting pohon, dapat digunakan sebagai media interaktif bagi peserta didik dalam memahami konsep gradien.
Pembelajaran dimulai dengan membentuk kelompok beranggotakan 3-4 peserta didik. Peserta didik diberi penjelasan mengenai tugas kelompoknya, yaitu menjiplak ranting pohon (ranting tidak dipatahkan/ dipetik) dengan kertas milimeter blok. Setiap kelompok menjiplak 4 ranting pohon, yang, miring naik, miring turun, vertikal, dan horizontal. Jiplakan ranting yang tidak beraturan tersebut ditarik garis lurus. Dari masing-masing garis, peserta didik memilih dua titik yang dilalui garis, kemudian dihitung perbandingan selisih antara komponen y dan komponen x dari dua titik yang dipilih. Di akhir pembelajaran, peserta didik menyimpulkan pengertian gradien garis lurus dengan bahasa mereka sendiri, dan menyimpulkan sifat-sifat gradien, berdasarkan penemuan peserta didik dari menentukan gradien ranting-ranting pohon.
Retno Jiwani,
SMP Negeri 3 Kepil, Wonosobo