Penanaman Pendidikan Karakter pada Anak TK

Sri Pangestuti, S. Pd Guru TK IT Ulul Albab 1 Purworejo

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yaitu gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan public dan kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Gerakan ini ditujukan untuk membangun jiwa bangsa, di tengah-tengah berbagai degradasi mental Bangsa Indonesia.

Penanaman pendidikan karakter di sekolah dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Anak Usia Dini adalah usia yang sangat efektif dalam menanamkan pendidikan karakter. Pada usia ini ditemukan 50% kecerdasan anak terbentuk pada kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah usia 8 tahun, perkembangan otaknya mencapai 80%, dan pada usia 18 tahun mencapai 100% (Suyanto, 2005).

Baca juga:  Hanacaraka Font Mudahkan Siswa Belajar Aksara Jawa

Pada masa ini sering disebut dengan masa emas (golden age). Segala informasi, pengetahuan, dan perilaku sangat mudah diserap oleh Anak Usia Dini (AUD). Anak akan cepat meniru tingkah laku yang dilihat dari lingkungannya, Dapat menyerap kosakata yang baru didengarnya. Sehingga kadang orang dewasa, dalam hal ini orang tua dan guru merasa tercengang dengan perkembangan yang dialami sikecil.

Menanamkan pendidikan karakter pada anak TK dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan keteladanan, bercerita, bermain peran, dan dapat diintegrasikan dengan pembelajaran lain di TK untuk pengembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, social emosional, dan seni.

iklan

Mendidik dengan keteladanan menuntut guru bias menjadi pribadi yang berjiwa kuat. Kejujuran, rasa tanggung jawab, integritas, dan kemandirian, diperoleh karena keteladanan dan motivasi dari seorang guru. Figur guru lebih dipercaya bagi anak-anak TK, dari pada orang tuanya sendiri. Anak TK akan patuh pada apapun yang diucapkan guru, meskipun bias jadi secara pendidikan, pendidikan orang tua lebih tinggi. Guru yang mempunyai jiwa yang baik, akan memberikan inspirasi bagi anak didik untuk memiliki sifat-sifat yang baik. Sebaliknya Guru yang berjiwa lemah, tidak akan bias menginspirasi anak didiknya menjadi pribadi-pribadi unggul.

Baca juga:  Peran Pembelajaran TIK dalam Gerakan Literasi Sekolah

Metode bercerita cenderung banyak digunakan untuk penanaman nilai-nilai karakter, karena anak-anak lebih senang mendengarkan cerita dari guru. Agar dapat menarik minat anak, maka kita harus jeli dalam memilih cerita yang akan kita sampaikan. Cerita hendaknya sesuai dengan usia anak. Tema cerita berisi karakter yang akan kita tanam dan bangun pada diri anak TK. Selain itu, harus diperhatikan rentang konsentrasi anak.

Penanaman karakter pada anak TK juga diintegrasikan dalam pengembangan 6 aspek perkembangan anak, yatiu nilai agama dan moral, fisik motorik kasar, bahas, kognitif, social emosional, dan seni. Sebagai contoh, ketika bermain balok, anak dituntut untuk bertanggung jawab merapikan balok yang ia mainkan ketempatnya semula. Ia juga dilatih untuk menghargai hak milik orang lain.

Baca juga:  Pengetahuan Anak Tunagrahita Tentang“Kespro”

Penanaman Pendidikan Karakter pada anak TK merupakan hal mendasar yang harus dilakukan untuk menjadikan manusia Indonesia seutuhnya, sesuai dengan amanat UUD 1945. Guru TK berperan sebagai agent of change (agen perubahan). Yang akan melahirkan generasi penerus yang bermartabat, sebagai calon-calon pemimpin bangsa.

Sri Pangestuti, S. Pd

Guru TK IT Ulul Albab 1 Purworejo

iklan