Hampir seluruh aktivitas manusia di dunia ini berhubungan dengan matematika. Tidak heran kalau matematika dijadikan mata pelajaran wajib di sekolah dasar bahkan sampai perguruan tinggi. Dengan belajar matematika maka banyak sekali manfaat yang dapat diambil antara lain: melatih kita menjadi manusia agar lebih cermat, teliti, tidak ceroboh, berfikir sistematis, rasional, logis, dan sabar.
Namun pada kenyataannya sampai saat ini matematika masih dianggap oleh sebagian besar siswa sebagaimata pelajaran yang tidak menyenangkan, menakutkan, menyebalkan, dan memusingkan.
Siswa tidak menyenangi matematika karena mereka kurang atau bahkan tidak mengetahui manfaat belajar matematika. Bahkan terbentuk di bawah alam sadar bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Para siswa belajar matematika karena keterpaksaan yang menimbulkan kejenuhan dan mengakibatkan ketidakmampuan memahami apa yang dilakukan.
Oleh karena itu seluruh tahapan pembelajaran matematika harus dipersiapkan dengan baik mulai dari sekolah dasar. Adapun persiapan tersebut antara lain: strategi guru, sumber belajar, media atau alat peraga, dan teknologi. Menurut Piaget (Reys,et.al.,1989), karakteristik siswa sekolah dasar masih berpikir operasional konkrit atau menurut Bruner (Rey,et.al.,1989), masih dalam tahap enaktif dan ikonik, sehingga guru perlu menyiapkan alat-alat peraga berupa media manipulatif. Media manipulative digunakan siswa untuk membantu memahami konsep dan memecahkan masalah.
Media manipulative adalah media yang dapat dimanipulasi dengan tangan, diputar, dipegang, dibalik, dipindah, diatur, bahkan dipotong-potong. Contoh dari bahan manipulative yaitu manik-manik, lidi, biji-bijian, kerikil, kelereng, pensil, buku, kertas, karton, koin, dan lain sebagainya.
Menurut Kariza (2015:29) mengungkapkan: Berbagai macam alat permainan manipulative adalah papan hitung, kartu angka, puzzle, mozaik, balok ukur, menara, gelang, lotto bergambar, manik-manik, roncean, biji-bijian, sendok atau stik eskrim, dan benda-benda lain.
Adapun manfaat media atau bahan manipulative antara lain untuk mengenalkan symbol matematika melalui situasi nyata, mengerjakan perkembangan pemecahan masalah, memperjelas dan member kemudahan siswa maupun guru pada saat mengenalkan konsep matematika, menghindari verbalisme dalam pembelajaran matematika, pembelajaran akan menarik perhatian siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika, mengaktifkan respon siswa, menyediakan stimulus belajar, dan proses pembelajaran menjadi bermakna dan memiliki nilai yang tinggi.
Media atau bahan manipulative berfungsi untuk menyederhanakan konsep-konsep yang sulit, menyajikan bahan atau materi yang relative abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih konkrit, menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait dengan pengerjaan bangun hitung dan sifat-sifat bangun geometri, serta memperlihatkan fakta-fakta.
Keunggulan alat peraga berupa bahan manipulative adalah dapat membantu memvisualkan konsep abstrak kepada siswa sehingga siswa dapat memahami suatu konsep pembelajaran matematika. Selain itu bahan peraga manipulative dapat dipakai tidak hanya untuk pelajaran matematika tetapi juga pelajaran lain yang terkait, sesuai dengan tema.
Bahan manipulative sangat bagus dijadikan sebagai alat peraga atau media pembelajaran matematika di sekolah dasar terutama di kelas rendah karena dapat membuat hal yang dirasa abstrak menjadi lebih konkrit. Pemahaman akan konsep matematika benar-benar meningkat pada diri siswa sebagai prasyarat atau dasar mempelajari matematika pada jenjang yang lebih tinggi dan kompleks sehingga siswa menjadi pribadi yang cerdas dalam memecahkan setiap masalah kehidupan.
Lestari Hayat Al Herawati, S. Pd. SD.
Guru SDN Krandegan
Purworejo – Jawa Tengah